KATA PENGANTAR
Dengan membaca buku ini memang belum
menjamin apakah Anda akan sukses, tetapi minimalAnda akan mendapatkan
pencerahan bahwa sesungguhnya hidup Anda menjadi apa, adalah pilihan Anda,
bukan karena orang lain. Mulailah hari ini menjadi hari kemerdekaan Anda.
Buku ini hanya sebagai guidance
langkahlangkah apa dan dari mana Anda mulai melangkah.Karena kalau Anda masih
belum jelas Anda akan kemana dan mengapa? Sudah saya pastikan pasti Anda belum
bergerak dan belum jalan karena masih bingung. Buku ini akan membuka pintu
sejati Anda, yang selama ini masih tertutup.Saya tidak bertanggung jawab
seandainya Anda sudah membaca buku ini dan Anda tidak melakukannya. Hidup
adalah misteri yang berkesinambungan. Hal-hal tertentu yang biasa kita alami
dalam hidup ini terkadang tidak bisa kita duga.
Suatu saat kita berada dalam situasi
yang serba mudah, saat lain dalam keadaan terjepit, bahkan frustasi oleh
keadaan yang tidak berjalan dengan semestinya, sehingga hiduppun seperti
menjadi serba sulit. Keadaan ini bisa berubah dengan
cepat, tanpa terduga. Hidup dari
serba kekurangan menjadi penuh berkelimpahan, atau sebaliknya dari senang
menjadi susah.
Bagaimana dengan Anda sendiri?
Bagaimana kondisi Anda dulu, dan bagaimana pula sekarang? Lalu bagaimana atau
siapakah Anda dikemudian hari? Apakah Anda tergolong sukses, atau malah
sebaliknya, mengalami banyak kegagalan? Mengapa seseorang berhasil memiliki
kekayaan melimpah? Mengapa pula seseorang lainnya harus hidup menanggung
penyesalan akibat kegagalan yang dialaminya, atau harus hidup dengan sangat
prihatin? Mengapa seseorang dengan mudahnya melenggang sukses dalam relatif
singkat? Mengapa pula seorang lainnya harus berjuang membanting tulang dan
melalui banyak rintangan serta memerlukan waktu yang cukup lama untuk sukses? Buku
ini menguak misteri kehidupan manusia terutama yang menyangkut peningkatan
potensi diri yang seluas-luasnya untuk kekayaan materi yang urusannya dengan
rezeki, keselamatan dunia dan akherat. Tinggal bagaimana kita mengetahui
kekurangan kita, hambatan-hambatan yg ada, baik hambatan secara dzohir maupun
bathin di dalam mengarungi hidup di dunia dan untuk bekal perjalanan ke
Akherat.
Uang memang bukan tujuan, tetapi
dengan uang Anda akan memperoleh kemudahan dalam mengarungi hidup dan
beribadah.Kesuksesan dan kegagala hanyalah rasa, perbedaan mereka hanya ada di
kata-kata ..... Prinsipnya untuk semua itu adalah :
HIDUPLAH DENGAN SYARIAT,
MATILAH DENGAN HAKIKAT,
TEMPUHLAH JALAN MA’RIFAT,
CAPAILAH SYAFA’AT
qul inna shalaatii wanusukii
wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbi al’aalamiina [QS.6:162]. Artinya:
“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah,Tuhan semesta alam.”(QS.SURAT AL-AN’AAM ayat 162)
“YANG KOSONG ITU ISI YANG ISI ITU
KOSONG”, hanya dgn ihklas, Allah akan memberi, justru karena mengharapkan
pahala, Anda merasa tidak mendapatkan apa-apa. Ihklas adalah ilmunya hati,jadi
sering-sering aja wirid. Kalo airmata sudah terteteskan,fadilah istighfar
merasuk ke hati. Semakin lama semakin penuh terisi maka orang tersebut pasti
memperoleh ilmu ikhlas.
“ROBBI YA ROBBI ROBBI
ASTAGHFIRUKA WA ATUBUH ILAIH LA KHAULA WALAQUWWATA ILLAH
BILLAH”
Kunci ajaib semua ini adalah
“TAQWA”. Maha benar Allah dengan firman-firman-Nya.
MENGOPTIMALKAN POTENSI DIRI
Berbicara mengenai potensi diri,
tidak terlepas dari kemampuan seseorang meng-explore kemampuannya untuk urusan hajat
di dunia dan di akherat, khususnya apa yang menyangkut soal sukses dan
kebahagiaan. Apa sebenarnya arti keSUKSESan?
Jawabnya adalah apa yang Anda inginkan?
apa impian Anda? Kita harus paham, sukses adalah dinamis, sebuah perjalanan menuju
tujuan yg jelas. Gagal adalah statis, tidak bertumbuh karena tidak adanya arah
yg jelas. Orang dapat sukses karena mereka memiliki KEBIASAAN SUKSES yaitu
kebiasaan efektif yang memberikan hasil optimal, yaitu memiliki impian dan selalu
memiliki target.
BAGAIMANA BISA MENJADI ORANG
SUKSES?
Rumusnya adalah jika Anda berpikir,
merasakan, dan melakukan seperti apa yang orang sukses lakukan. Jadi apa yang
harus dilakukan pertama kali? Putuskan Anda ingin menjadi apa? Apa arti sukses
menurut Anda? Lantas apakah dgn mengikuti cara tersebut pasti sukses?
Defenisikanlah arti sukses dengan jelas dan tuliskan pada sebuah kertas. Inilah
kuncinya agar Anda sukses, harus memiliki energi yang luar biasa, bersemangat
dan mengalahkan penundaan. Rahasianya adalah ANDA TERMOTIVASI. Pertanyaannya
adalah bagaimana cara saya memiliki motivasi? Semua orang memiliki kendala,
jika Anda fokus pada kendala Anda, kendala akan bertumbuh semakin besar. Jika
Anda fokus pada solusi, solusi yang akan Anda dapatkan. Masalahnya apa yg Anda
fokuskan? Kendala atau solusi? Jadi apa yang Anda fokuskan akan Anda dapatkan.
Apa yg Anda lihat adalah apa yg Anda rasakan dan apa yg Anda kerjakan adalah
apa yg Anda dapatkan. Apapun gambaran yg muncul dan arti yg Anda ciptakan dalam
pikiran Anda, belum tentu sama dengan realitasnya.
CARA AJAIB ITU TIDAK PERNAH ADA
kita harus sadar bahwa tidak ada pil
ajaib yang dapat menyelesaikan masalah, yang terpenting adalah PERUBAHAN DIRI kita. Karena
semua masalah adalah kondisi mental Anda, pikiran Anda, pikiran bawah sadar
Anda, semuanya karena SIKAP. Dengan mengerti prioritas kehidupan, Anda akan
memiliki semangat, antusias dan motivasi yang membara.
Semua harapan agar sukses secara
instan itu hanya membuang waktu, karena merupakan konsep dasar yg salah. Sukses
itu adalah sebuah perjalanan, bukan suatu tujuan. Anda perlu mengenal sifat
diri Anda sendiri, mengetahui sifat alami anda sebagai manusia. Mengerti akan
hal ini, Anda bisa mulai mengendalikan diri Anda dan mengubah nasib. Anda tidak
bisa mengubah qodar, seperti Anda dilahirkan dari keluarga mana? Tetapi dengan
ikhtiar dan doa, Anda dapat merubah takdir Anda. Allah tidak akan merubah nasib
suatu kaum, kalau kaum tersebut tidak merubah nasibnya sendiri.
MEMILIH NASIB
Allah ta’ala memberikan misi
kehidupan dan jalan kehidupan, tetapi bagaimana cara Anda menjalani jalan
kehidupan,semua itu adalah terserah Anda. Berbeda dengan mahkluk hidup lainnya,
manusia diberikan karunia untuk dapat mempunyai imajinasi, impian dan tujuan
hidup. Ini adalah hal yang sangat penting dalam hidup. Sekarang Anda digerakkan
oleh impian yang berharga atau Anda terpaksa karena terdesak hebat? Seperti SEEKOR
TIKUS YANG TERDESAK, AKAN MELAWAN KUCING.
Ada sebuah pemikiran yang mengatakan
bahwa alam ini adalah macrokosmos dan manusia adalah microcosmos, intinya adalah
Anda tidak bisa mengendalikan apa yg terjadi di luar diri Anda (makrocosmos)
seperti bencana alam, cuaca, ekonomi dunia, bahkan cara sikap orang lain
terhadap Anda. Yang bisa merubah Anda adalah diri Anda sendiri.Sikap adalah
sebuah kebiasaan. Kebiasaan berasal dari tinda-kan yang berulang-ulang, Dan
tindakan adalah pilihan Anda, sebelum menjadi kebiasaan. Artinya Anda bisa
membangun kebia-saan yang Anda inginkan.
Pilihlah dan rencanakan tindakan
yang efektif dan menguntungkan, Maka Anda akan memiliki sikap yang benar dan positif
setiap saat. Anda bisa memilih untuk memiliki sikap yang buruk atau baik. Semua
terserah Anda. ADA
AKIBAT DARI SETIAP PILIHAN.
Jika gagal adalah akibat dari
kebiasaan buruk, Maka berhasil adalah akibat kebiasaan baik. Anda adalah tuan
dari nasib Anda, mana yang Anda pilih?
Gagal atau sukses semua terserah
Anda..... bedanya hanya di kata-kata....
Lima hal yang sangat
mempengaruhi jalan kehidupan Anda:
1. PRIBADI SEJATI
Sebenarnya Anda ini seperti sebuah
patung emas murni yang tertutup lumpur, namun Anda masih belum tau cara
menghilangkan lumpur tersebut. Kita lebih banyak menyerah kepada keadaan atau
malah sebaliknya menjadi pemberontak karena merasa diri kurang mendapat
PENERIMAAN.
2. PENERIMAAN
Anda ingin bisa diterima apa adanya,
ingin menjadi diri sendiri karena dgn seperti ini Anda bisa bertumbuh maksimal
dan berguna untuk banyak orang. Namun yang Anda hadapi sejak kecil adalah untuk
diterima sebagai warga tertentu harus melakukan tindakan tertentu, sayangnya
Anda tidak cukup diberi pengertian mengenai hal yg mendasari bahwa tindakan
tindakan itu harus dilakukan. Sejak saat itu Anda tidak pernah menjadi diri sendiri
lagi dan berusaha menjadi orang yg diharapkan dan Anda mulai tergila-gila dgn
PENGAKUAN.
3. PENGAKUAN
Anda merasa perlu diakui untuk bisa
aman, sehingga Anda selalu mengejar rasa keamanan, sehingga tanpa sadar Anda
menjadi orang yg tidak suka dgn perubahan, karena beresiko artinya tidak aman.
Padahal untuk bisa berkembang kita perlu meninggalkan tempat atau area nyaman.
Padahal dunia ini sangat cepat mengalami perubahan, kita ingin perubahan yang lebih
baik tetapi kita masih takut karena merasa untuk melangkah masih gelap takut
resiko yg buruk, justru Anda malah mengejar PENGHARGAAN.
4. PENGHARGAAN.
Ternyata sejumlah keberhasilan,
penghargaan, uang tidak menjadikan kebahagiaan dan kepuasan. Banyak mereka
justru depresi dan bahkan ada yang bunuh diri. Tidak ada yg salah dengan kesuksesan,
prestasi, dan ambisi, yang salah adalah apa yang mendasari mengapa Anda ingin
berprestasi atau sukses. Anda tidak menjadi diri sendiri dan mereka ingin
menjadi sukses seperti yang diharapkan orang lain. Anda sudah mengambil
motivasi yang salah yaitu ingin membuktikan atau ingin mengalahkan orang lain.
Hanya dengan menjadi dirinya sendiri dan mengasah keunikannya, seseorang akan
puas dan tidak haus lagi untuk selamanya. Anda akan memancarkan mata air
kehidupan dan bisa menjadi PEMBERI.
5. PEMBERI.
Anda ingin menjadi seperti apa kata
orang, sehingga keinginan untuk memberi menjadi suatu alat untuk menjadikan
diri Anda berharga, Anda sdh melupakan “Jika
memberi jangan sampai di ketahui tangan kiri”. Dengan Anda
memiliki gambaran diri yg benar, Anda akan memiliki sikap hati yang MELAYANI
yang menyerap kasih sayang yang berlimpah, dan selalu memiliki hati yang penuh
rasa SYUKUR. Sehingga Anda menjadi seperti MATA AIR, setiap tindakan, pikiran,
dan perkataan Anda menyegarkan dan mebuat orang lain TUMBUH. Anda menguasai
rahasia kehidupan yg menciptakan keajaiban yang diketahui semua orang yg
mencapai kebahagiaan dan sukses sejati yaitu: “HIDUP ADALAH MEMBERI BUKAN MENGAMBIL” Mengapa kehidupan begitu sulit untuk kebanyakan orang, sehingga
hampir 90% orang menjadi rata-rata saja, bahkan di bawahnya? Karena kebanyakan
orang memiliki sikap hati yang salah:
Iri hati,
sombong,
dengki,
marah,
membandingkan dgn orang
lain,
menguasai,
mengalahkan,
dendam.
Kalau Anda tidak suka dengan kesuksesan,
Anda tidak akan pernah mendapatkan kesuksesan tsb. Karena secara bawah
sadar,Anda memberikan perintah untuk melakukan apa saja secara OTOMATIS untuk
membuat Anda gagal. Kehidupan, menjual, bisnis atau pekerjaan menjadi sangat ringan
dan menyenangkan saat Anda berpikir memberikan:
Manfaat yg banyak,
Cara mendapatkan sukses yg
cepat,
Solusi untuk persoalannya,
Keuntungan,
Kemudahan,
Kemakmuran,
Kebahagiaan.
Anehnya, kalau Anda fokus untuk
mendapat uang, uang malah sulit didapat. Namun jika Anda fokusnya memberi, uang
berdatangan dari segala penjuru. Saat Anda memiliki mental positif dan sikap
ingin memberi, kekuatan Anda yang lain akan bangkit, yaitu: IMAJINASI KREATIF
yang merupakan SUMBER SEGALA PENCIPTAAN. Diri Sejati Anda ini adalah ibarat
Emas Murni yang sangat berharga, yang masih tertutup lumpur yang semakin lama semakin
mengeras. Karena Anda terlalu meremehkan diri Anda sendiri. Anda lebih
mempercayai orang lain yg mengatakan bahwa Anda lemah, bodoh, ceroboh, dsb.
Sehingga alam bawah sadar Anda merekam dan mengaplikansikan, kalau Anda memang
bodoh. Tidak ada yang perlu ditambahkan pada diri Anda, yang diperlukan adalah
hanya mengurangi, membuang lumpur yg sudah mengeras untuk mengeluarkan cahaya
emas dalam diri Anda, Emas inilah impian dalam diri Anda, keunikan Anda.
Potensi yang tidak ternilai harganya. Jadi, mulai sekarang Anda perlu
membersihkan lumpur yang menutupi diri Anda dan membebaskan potensi hebat Anda.
Darimana Anda harus memulai? Bagaimana caranya? Inilah cara membangkitkan kekuatan
yang sangat dahsyat, yang bisa langsung men-double atau tripel kemampuan dan
hasil Anda, Yang bisa mengubah seluruh kehidupan Anda, yaitu kemampuan
mensinergi atau mengkolaborasi otak Anda. Kesimpulannya kekuatan sejati ada di
dalam diri Anda dan kunci pembuka potensi Anda adalah dgn mengetahui cara kerja
OTAK Anda.
KEKUATAN OTAK
Dengan memahami posisi gelombang
otak, kita bisa mengatur mood sehingga selalu merasa bahagia, juga sukses
dengan setiap hal yang kita lakukan. Apalagi tuntutan kehidupan modern membuat
pikiran orang terfokus untuk bekerja keras demi tuntutan materi dan kehidupan
yang konsumtif meskipun terpaksa mengurangi waktu tidur dan istirahat. Padahal
saat tidur manusia seharusnya merasakan ke-empat frekuensi. Dari frekuensi beta di mana
kita dalam kesadaran penuh, gelombang otak turun ke alpha ketika kedua mata tertutup, lalu masuk ke theta, dan
akhirnya ke delta saat kita tertidur pulas tanpa mimpi. Karena waktu tidur kurang,
maka kita cenderung kurang mengalami kondisi alpha-theta, akibatnya kita makin mudah stres.
Alfa-Theta, membuat tenang, bahagia dan kreatif. Kemampuan untuk secara
temporer mengubah kesadaran diri satu frekuensi ke frekuensi yang lain adalah
keterampilan yang sangat penting, karena efeknya akan membantu menyeimbangkan
otak,hati, dan jiwa. Keterampilan itu membuat seseorang menjadi pandai membaca
situasi dan pandai menempatkan diri dalam suasana apapun sehingga seolah-olah
selalu berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Tentunya hal itu
sangat penting untuk mendaki tangga kesuksesan dan mencapai kebahagiaan.
Ketika masalah berdatangan dan mulai
merasa stres, itulah saat yang tepat untuk mulai rileks, menurunkan vibrasi otak
dan memasuki frekuensi alpha-theta. Begitu juga ketika pekerjaan kita
membutuhkan pikiran-pikiran kreatif. Memasuki kedua frekuensi itu akan membantu
memunculkan inspirasi yang kita butuhkan.Menarik lagi, kedua frekuensi tersebut
juga merupakan pintu gerbang menuju pikiran bawah sadar yang dibutuhkan untuk melakukan
self hypnosis, mendapatkan intuisi dan melakukan pe-nyembuhan. Masalahnya
bagaimana caranya memasuki frekuensi alpha-theta dengan cepat? Sebenarnya
usaha untuk memasuki level alpha-theta secara sadar
telah dilakukan orang sejak lama, yaitu dengan kebiasaan berdzikir yang membuat
doa makin khusyuk, latihan-latihan meditasi, yoga, atau taichi. Tetapi cara tsb
dirasa lama dan menguras waktu. Sehingga ditemukan cara cepat yaitu dengan melakukan
entertainment. Yaitu istilah yang digunakan untuk melatih belahan otak kiri dan
otak kanan agar mau bekerja sama dengan baik. Otak dengan tingkat kerjasama
yang tinggi, umumnya akan membuat orang melihat kehidupan dengan lebih
objektif, tanpa ketakutan dan kecemasan.
Pemahaman yang beredar dalam khasanah
sufistik, tasawuf atau mistik Islam bahwa perjalanan spiritual itu dimulai dari
menjalankan syariat, memasuki jalan suluk tarekat dengan berdzikir, kemudian
berolah pikir di aras hakekat, hingga berujung pada mengenal Tuhan setelah
bermakrifat/ bertemu dengan-Nya.
Mohon maaf bila pemahaman tersebut perlu
didekonstruksi dan didiskusikan ulang. Sebab keyakinan kita atas hal itu bisa
jadi salah.
Menurut saya, proses bahwa perjalanan spiritual
itu justeru tidak dimulai dari syari’at, tarekat, hakikat, hingga ma’rifat.
Namun lihatlah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, teladan umat muslim
justeru yang terjadi adalah kebalikannya:
Perjalanan spiritual justeru dimulai dari
MA’RIFAT, TAREKAT, HAKIKAT dan akhirnya sampai pada SYARIAT.
MAKRIFAT adalah bertemu dan mencairnya kebenaran
yang hakiki: yang disimbolkan saat Muhammad SAW bertemu Jibril, HAKIKAT saat
dia mencoba untuk merenungkan berbagai perintah untuk IQRA, TAREKAT saat
Muhammad SAW berjuang untuk menegakkan jalanNya dan SYARIAT adalah saat
Muhammad SAW mendapat perintah untuk sholat saat Isra Mikraj yang merupakan
puncak pendakian tertinggi yang harus dilaksanakan oleh umat muslim.
Itulah sebabnya, SYARIAT SHOLAT ADALAH PUNCAK
PENDAKIAN SPIRITUAL yang terkadang justeru dilalaikan oleh kaum sufi dan para
ahli spiritual. Padahal, Nabi MUHAMMAD SAW memberi tuntunan tidak seperti itu.
SHOLAT adalah komunikasi tertinggi serta
pertemuan antara TUHAN dan MANUSIA. Sholat juga merupakan PERTEMUAN TITIK
MODULASI DIMENSI YANG LAHIR DAN BATIN ANTARA TUHAN YANG MAHA LAHIR DAN MAHA
BATIN dengan manusia yang merupakan makhluk satu-satunya yang memiliki SDM
untuk mempertemukan titik temu dari dua dimensi tersebut dalam dirinya.
TITIK TEMU itu terletak pada KESADARAN. NAH,
Bagaimana penjelasan tentang PERJUMPAAN TUHAN dengan MANUSIA? KITA sholat
dengan khusyuk. CARI TITIK PALING HENING dan NIKMATILAH WAJAH TUHAN DAN
BERMESRAANLAH DENGAN DIA, YANG MAHA TERKASIH.
MA’RIFAT, HAKIKAT, TAREKAT DIAKSES dengan alat
epistemologis PANCAINDERA AKAL-RASA-BUDI dan akhirnya PENDAKIAN SPIRITUAL
sampai pada SYARIAT, yaitu DIAKSES DENGAN SEMUA ALAT EPISTEMOLOGIS MANUSIA:
PANCAINDERA, AKAL, RASA, BUDI dan ini yang special yaitu HIDAYAH WAHYU untuk
kemudian dimanifestasikan dalam PERILAKU…
Itu sebabnya, bila Sholatnya bagus maka PERILAKU
PASTI BAIK, SEHINGGA DARI PERILAKULAH KITA BISA MENAKAR APAKAH SESEORANG ITU
SUDAH BERMANUNGGAL DENGAN TUHAN. PERILAKU adalah ibadah yang menjadi SYAHADAT
manusia yang sudah mencapai taraf INSAN KAMIL, yaitu bermanunggalnya
makrokosmos dengan mikrokosmos
KANDUNGAN ASMA’ SIRR
Ini adalah tentang ajaran sadar ma’rifat. Sirrullah (rahasia Allah). Siapa
Allah? Yang tahu hanya DIA sendiri.Allah Maha Batin (ghaib), Maha Halus
(Lathiifu), Tidak dapat dicapai dengan pengelihatan mata. Namun nurani manusia
dpt merasakan kehadirannya Kehadiran kasih saying-NYA, kehadiran keagungan-NYA.
Untuk mengenal Allah harus menempuh jalan ma’rifat (ma’rifatullah). Apa ma’rifa-tullah itu? Ma’rifatullah sulit didefinisikan, Begitu luas cakupan yang harus
diraih, Begitu banyak unsur-unsur yang harus dipilih, Begitu beragam
penger-tian yang tumpang tindih, Secara sederhana ma’rifatullah dapat
diartikan: “mengenal Allah”.Para muhaqqiqin (orang-orang yang mendalami ilmu hakekat) mengartikannya
sebagai : “Ketetapan hati mempercayai
Dzat yang wajib wujud (Allah) yang memiliki segala kesempurnaan”.Ma’rifatullah atau “mengenal Allah” wajib hukumnya bagi setiap
mukmin, Setiap insan harus mengenal Allah, mengenal Penciptanya, Sumber dan
muara dari segala sesuatu yang ada, Sumber dan muara terjadi-nya alam semesta.
Pada hakekatnya tiada yang mengenal Allah kecuali hanya Allah sendiri. Barang siapa
yang mengenal Allah, sesungguhnya itu merupakan rahmat yang dilimpahkan Allah
kepada dirinya.
Dalam Asma’ sirr menyimpan 4 jenis
ma’rifat:
Pertama, ma’rifatudz-dzat (mengenal dzat
Allah – Dzatullahi).Ini bagian yang tidak tercapai oleh insan, Bagian khusus yang merupakan
hak Tuhan. Pikir manusia tidak mungkin mencapainya. Akal manusia tidak mungkin
menggapainya. Nabi Muhammad saw bersabda:
“Berpikirlah kalian tentang makhluk Allah,
jangan sekali-kali
berpikir tentang dzat
Allah, karena sungguh kamu tidak akan
mampu memenuhi
kadarnya”
Asma’nya: “ALLAH”
Kedua, ma’rifatus-sifat (mengenal
sifat-sifat Allah – Sifatullahi). Dengan mendalami makna Asmaul husnah, Insan menjadi mengenal
sifat-sifat Allah. Mengenal sifat-sifat kesempurnaan Allah. Insan hendaknya
berakhlak dengan sifat keutamaan-NYA.Tentu saja dalam batas kemampuan
kemanusia-annya. Asma’nya:
Al-Ahad, Allah Maha Tunggal (Esa)
Al-Awwalu, Maha Awal tanpa permulaan
Al-Akhiru, Maha Akhir tanpa pungkasan,
Al-Hayyu, Maha hidup
Al-Jabbar, Maha Perkasa
Ar-Rahman, Maha Pengasih
Al-Wadud, Maha Mencintai hamba-Nya
Ketiga, ma’rifatul-wujud (mengenal wujud
Allah–Wujudullahi).
Allah itu wujud (ada). Namun wujud
Allah itu tidak mungkin terjangkau oleh otak manusia. Tidak mungkin
terbayangkan khayal manusia “laisa kamitslihi syaitu” firman Allah;
“(Allah) tidak serupa
dengan apapun juga”. Apapun yang bisa dibayangkan sebagai
Allah, maka itu bukan Allah, (Maha Besar Allah). Apapun yang bisa dilukiskan
sebagai Allah pasti itu bukan Allah, (Maha Suci Allah). Siti Aisyah ra, istri
Rasul, berkata: “man khaddatsaka anna
Muhammadan saw, ro-a rabbahu fa
qad kadzaba” “barangsiapa menceritakan kepadamu bahwa Muhammad telah melihat
Tuhannya (pada waktu mi’raj) maka dustalah ia”. Bersabda Rasulullah Muhammad Saw: “wa
qad ro’aitu nuron,anna anahu”, Artinya “dan sungguh saya melihat cahaya,
bagaimana mungkin saya melihat-Nya (Tuhan)”. “subha-naka, ma’arafnaka haqqa
ma’rifataka”, “Maha Suci Tuhan, tidaklah kami dapat mengenal-MU dengan
pengenalan yang setepat-tepatnya”.
Asma’nya:
Al-Bathin, Maha Ghaib
Al-Lathiifu, Maha Lembut/halus
Az-Zhahir, Maha Nyata
Keempat, ma’rifatul-af’al (mengenal
karya-karya Allah–Af’alullahi),Melalui Asma-ul Husna, Allah memanifestasikan karyakarya-NYA.
Menampakkan af’alnya yang maha hebat, tergelar dipermukaan seluruh jagad raya tersusun
rapi dalam organ tubuh manusia. Jagad besar (makrokosmos), jagad kecil
(mikrokosmos) Karya tercanggih yang tak ada bandingannya, suatu bukti kebesaran
Allah tiada taranya bagi yang bisa membaca rahasia alam semesta, kebesaran
Allah nampak jelas, nampak nyata.
Asma’nya:
Al-Khalik, Maha Pencipta
Al-Muhyi, Maha Menghidupkan
Al-Mumit, Maha Mematikan
Al-Jami’, Maha Mengumpulkan
An-Nur, Sang Pemilik Cahaya
Al-Ghaniyyu, Maha Kaya
Esensi ma’rifatullah adalah kesadaran, kesadaran yang dibimbing
hidayah Tuhan. Kesadaran insan sebagai makhluk hamba Allah, mengharuskan diri
berupaya mengenal Allah. Karena kesadaran
menentukan eksistensi manusia, tanpa kesadaran
orang hidup tak akan sempurna.
Kesadaran ma’rifatullah antara lain:
1. Adalah Kesadaran akan eksistensi
Allah, Bahwa tiada
Tuhan yang wajib disembah selain
Allah. “LAA ILAAHAILLAALLAHU”
2. Kedua adalah kesadaran posisi
insan dihadapan Allah.
3. Ketiga kesadaran akan kewajiban
insan.
4. Keempat kesadaran sikap batin insan.
Tanpa kesadaran ma’rifat, hidup
manusia niscaya hampa.
Tanpa kesadaran ma’rifat, ibadahnya
dusta belaka.
Mengkaji ma’rifat harus ekstra
hati-hati, Jangan sampai terperosok kesalahan definisi. Agar benar, lurus,
sesuai ajaran ilahi Maka harus berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Nabi. Karena
Nabi Muhammad saw adalah utusan ilahi; “MUHAMMADUR
RASULULLAH”.Bila kesadaran sudah membuka pintu
ma’rifat, Air telaga ma’rifat niscaya mengalir membawa rahmat. Bila kesadaran sudah
menempuh jalan ma’rifat, Hidup menjadi lurus menuju Allah As-Somad. Kelak akan
disambut di akherat: “SALAAMUN QAWLAM
MIRRABBIRRAHIIM, WAMTAAZUL YAWMA AYYUHAL MUJRIMUUN”
“(kepada mereka
dikatakan): “Salam sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” Dan
(dikatakan kepada orangorang kafir): “Berpisahlah kamu sekalian (dari
orang-orang mukmin) pada hari itu, hari orang-orang yang berbuat jahat.” Inilah kandungan Asma’ Sirr yang menyimpan ajaran sadar ma’rifat.“Segala sesuatu yg terjadi
di alam semesta ini pada hakikatnya adalah af’al (perbuatan) Allah. Berbagai
hal yg dinilai baik maupun buruk pada hakikatnya adalah dari Allah juga. “…Af’al Allah harus dipahami dari dalam dan dari luar diri. Saat manusia
menggoreskan pena misalnya, di situ lah terjadi perpaduan dua kemampuan kodrati
yg dipancarkan oleh Allah kepada makhluk-NYA, yakni ke-mampuan kodrati gerak pena.
Di situlah berlaku dalil “Wa
Allahu khalaqakum wa ma ta’malun (Qs.Ash-Shaffat:96)”,yg maknanya Allah yg menciptakan engkau dan segala apa yg engkau
perbuat. Di sini terkandung makna mubasyarah. Perbuatan yg terlahir dari itu
disebut al-tawallud. Misalnya saya melempar batu. Batu yang terlempar dari
tangan saya itu adalah berdasarkan kemampuan kodrati gerak tangan saya. Di situ
berlaku dalil “Wa ma ramaita idz ramaita
walakinna Allaha rama (Qs.Al-Anfal:17)”,
maksudnya
bukanlah engkau yg melempar,
melainkan Allah jua yg melempar ketika engkau melempar. Namun pada hakikatnya
antara mubasyarah dan al-tawallud hakikatnya satu, yakni af’al Allah sehingga
ber-laku dalil la haula wa la quwwata illa bi Allahi
al-‘aliyi al-‘adzimi. Rosulullah bersabda “La tataharraku dzarratun illa bi idzni Allahi”, yg maksudnya tidak akan bergerak satu dzarah pun melainkan atas
idzin Allah.”
Eksistensi manusia yg manunggal ini
akan nampak lebih jelas peranannya, dimana manusia tidak lain adalah ke-Esa-an dalam
af’al Allah. Tentu ke-Esa-an bukan sekedar af’al, sebab af’al digerakkan oleh
dzat. Sehingga af’al yg menyatu menunjukkan adanya ke-Esa-an dzat, kemana af’al
itu dipancarkan.
RAHASIA KEKUATAN DOA
KESUKSESAN DOA
Permohonan anda harus Spesifik, kata UANG lebih spesifik dibanding kata KAYA. Measurable berarti
terukur, dapat dihitung. Anda dapat menghitung 10 juta dollar dengan pasti. Achievable artinya dapat diraih, bukan
mimpi / di awang awang. Relevant artinya sesuai dengan kondisi saat anda menulis permohonan itu,
bila anda sudah kelebihan uang maka permohonan itu tidak akan berarti, dus
artinya tidak relevan. Timely, artinya dapat diukur waktu yang diperlukan. Kata "tiga
bulan" lebih terukur daripada kata "secepatnya".Banyak orang
merasa doanya tidak/belum terkabulkan. Tetapi banyak pula yang merasa bahwa
Tuhan telah mengabulkan doa-doa tetapi dalam kadar yang masih minim, masih jauh
dari target yang diharapkan. Itu hanya kata perasaan, belum tentu akurat melihat
kenyataan sesunggunya. Memang sulit sekali mengukur prosentase antara doa yang
dikabulkan dengan yang tidak dikabulkan. Hal itu disebabkan oleh beberapa
faktor berikut
1. Kita sering tidak mencermati,
bahkan lupa, bahwa anugrah yang kita rasakan hari ini, minggu ini, bulan ini,
adalah merupakan “jawaban” Tuhan atas doa yang kita panjatkan sepuluh atau dua
puluh Tahun yang lalu. Apabila sempat terlintas fikiran atau kesadaran seperti
itu, pun kita masih meragu-kan kebenarannya. Karena keragu-raguan yang ada di hati
kita, akan memunculah asumsi bahwa hanya sedikit doa ku yang dikabulkan Tuhan.
2. Doa yang kita mohon pada Tuhan
Yang Mahatunggal tentu menurut ukuran kita adalah baik dan ideal, akan tetapi
apa yang baik dan ideal menurut kita, belum tentu baik dalam perspektif Tuhan.
Tanpa kita sadari bisa saja Tuhan mengganti permohonan dan harapan kita dalam
bentuk yang lainnya, tentu saja yang paling baik untuk kita. Tuhan Sang
Pengelola Waktu, mungkin akan mengabulkan doa kita pada waktu yang tepat
pula.Ketidaktahuan dan ketidaksadaran kita akan bahasa dan kehendak Tuhan
(rumus/kodrat alam), membuat kita menyimpulkan bahwa doa ku tidak dikabulkan
Tuhan.
3. Prinsip kebaikan meliputi dua
sifat atau dimensi, universal dan spesifik. Kebaikan universal, akan berlaku untuk semua orang atau makhluk.
Kebaikan misalnya keselamatan, kesehatan, kebahagiaan, dan ketentraman hidup.
Sebaliknya, kebaikan yang bersifat
spesifik artinya, baik bagi orang lain, belum tentu baik untuk diri kita
sendiri.Atau, baik untuk diri kita belum tentu baik untuk orang lain.Kebaikan
spesifik meliputi pula dimensi waktu, misalnya tidak baik untuk saat ini,
tetapi baik untuk masa yang akan datang.
Memang sulit sekali untuk memastikan
semua itu. Tetapi paling tidak dalam berdoa, kemungkinan-kemungkinan yang
bersifat positif tersebut perlu kita sadari dan terapkan dalam benak. Kita
butuh kearifan sikap, kecermatan batin, kesabaran, dan ketabahan dalam berdoa.
Jika tidak kita sadari kemungkinankemungkinan itu, pada gilirannya akan memunculkan
karakter buruk dalam berdoa, yakni; sok tahu. Misalnya berdoa mohon berjodoh
dengan si A, mohon diberi rejeki banyak, berdoa supaya rumah yang ditaksirnya
dapat jatuh ke tangan-nya.Jujur saja, kita belum tentu benar dalam memilih doa
dan berharap-harap akan sesuatu. Kebaikan spesifik yang kita harapkan belum
tentu menjadi berkah buat kita. Maka kehendak Tuhan untuk melindungi dan
menyelamatkan kita, justru dengan cara tidak mengabulkan doa kita. Akan tetapi,
kita sering tidak mengerti bahasa Tuhan, lantas berburuk sangka, dan tergesa
menyimpulkan bahwa doaku tidak dikabul-kan Tuhan. Tidak gampang memahami apa
“kehendak” Tuhan. Diperlukan kearifan sikap dan ketajaman batin untuk
memahaminya. Jangan pesimis dulu, sebab siapapun yang mau mengasah ketajaman batin,
ia akan memahami apa dan bagaimana “bahasa” Tuhan.
HAKEKAT DIBALIK KEKUATAN DOA
Agar doa menjadi mustajab
(tijab/makbul/kuat) dapat kita lakukan suatu kiat tertentu. Penting untuk
memahami bahwa doa sesungguhnya bukan saja sekedar permohonan (verbal). Lebih dari
itu, doa adalah usaha yang nyata tetepi rumus/kodrat/hukum Tuhan sebagaimana
tanda-tandanya tampak pula pada gejala kosmos. Permohonan kepada Tuhan dapat ditempuh
dengan lisan. Tetapi PALING PENTING adalah doa butuh penggabungan antara dimensi
batiniah dan lahiriah (laten dan manifesto) metafisik dan fisik. Doa akan
menjadi mustajab dan kuat bilamana doa kita berada pada aras hukum atau kodrat Tuhan;
1. Dalam berdoa seyogyanya
menggabungkan 4 unsur dalam diri kita; meliputi; HATI, PIKIRAN, UCAPAN, TINDAKAN. Dikatakan bahwa Tuhan berjanji akan mengabulkan setiap doa
makhlukNya? tetapi mengapa orang sering merasa ada saja doa yang tidak terkabul
? Kita tidak perlu berprasangka buruk kepada Tuhan.Bila terjadi kegagalan dalam
mewujudkan harapan, berarti ada yang salah dengan diri kita sendiri. Misalnya
kita berdoa mohon kesehatan. Hati kita berniat agar jasmani-rohani selalu sehat.
Doa juga diikrarkan terucap melalui lisan kita.Pikiran kita juga sudah
memikirkan bagaimana caranya hidup yang sehat. Tetapi tindakan kita tidak
sinkron, justru makan jerohan, makanan berkolesterol, dan makan secara
berlebihan.Hal ini merupakan contoh doa yang tidak kompak dan tidak konsisten.
Doa yang kuat dan mustajab harus konsisten dan kompak melibatkan empat unsur di
atas. Yakni antara hati (niat), ucapan (statment), pikiran (planning), dan
tindakan (action) jangan sampai terjadi kontradiktori. Sebab kekuatan doa yang
paling ideal adalah doa yang diikuti dengan PERBUATAN (usaha) secara konkrit.
2. Untuk hasil akhir, pasrahkan
semuanya kepada “kehendak” Tuhan, tetapi ingat usaha mewujudkan doa merupakan
tugas manusia. Berdoa harus dilakukan dengan kesadaran yang penuh,bahwa manusia
bertugas mengoptimalkan prosedur dan usaha,soal hasil atau targetnya sesuai
harapan atau tidak, biarkan itu menjadi kebijaksanaan dan kewenangan Tuhan.
Dengan kata lain, tugas kita adalah berusaha maksimal, keputusan terakhir tetap
ada di tangan Tuhan. Saat ini orang sering keliru mengkonsep doa. Asal sudah
berdoa, lalu semuanya dipasrahkan kepada Tuhan. Bahkan cenderung berdoa hanya
sebatas lisan saja. Selanjutnya doa dan harapan secara mutlak dipasrahkan pada
Tuhan. Hal ini merupakan kesalahan besar dalam memahami doa karena terjebak
oleh sikap fatalistis. Sikap fatalis menyebabkan kemalasan, perilaku tidak
masuk akal dan mudah putus asa. Ujung-ujungnya Tuhan akan dikambing hitamkan, dengan
menganggap bahwa kegagalan doanya memang sudah menjadi NASIB yang digariskan
Tuhan. Lebih salah kaprah, bilamana dengan gegabah menganggap kegagalannya
sebagai bentuk cobaan dari Tuhan (bagi orang yang beriman). Sebab kepasrahan
itu artinya pasrah akan penentuan kualitas dan kuantitas hasil akhir. Yang
namanya ikhtiar atau usaha tetap menjadi tugas dan tanggungjawab manusia.
3. Berdoa jangan menuruti harapan
dan keinginan diri sendiri, sebaliknya berdoa itu pada dasarnya menetapkan perilaku
dan perbuatan kita ke dalam rumus (kodrat) Tuhan.Kesulitannya adalah mengetahui
apakah doa atau harapan kita itu baik atau tidak untuk kita. Misalnya walaupun
kita menganggap doa yang kita pintakan adalah baik. Namun kenyataannya kita
juga tidak tahu persis, apakah kelak permintaan kita jika terlaksana akan
membawa kebaikan atau sebaliknya membuat kita celaka.
4. Berdoa secara spesifik dan detil
dapat mengandung resiko.Misalnya doa agar supaya tender proyek jatuh ke tangan
kita,atau berdoa agar kita terpilih menjadi Apa. Padahal jika kita bener-bener
menjadi Apa tahun ini, di dalam struktur pemerintahan terdapat orang-orang
berbahaya yang akan “menjebak” kita melakukan korupsi. Apa jadinya jika permohonan
kita terwujud. Maka dalam berdoa sebaiknya menurut kehendak Tuhan, atau dalam
terminologi Jawa “berdoa sesuai kodrat
alam” atau hukum alamiah. Caranya, di
dalam doa hanya memohon yang terbaik untuk diri kita. Sebagai contoh; ya Tuhan, andai saja proyek itu memberi
kebaikan kepada diriku, keluargaku, dan orang-orang disekitarku, maka
perkenankan proyek itu kepadaku, namun apabila tidak membawa berkah untukku,
jauhkanlah. Dengan berdoa seperti itu, kita
serahkan jalan cerita kehidupan ini kepada Gusti Allah, Tuhan Yang Maha
Bijaksana.
5. Doa yang ideal dan etis adalah
doa yang tidak menyetir/mendikte Tuhan, doa yang tidak menuruti kemauan diri sendiri,
doa yang pasrah kepada Sang Maha Pengatur. Niscaya Tuhan akan meletakkan diri
kita pada rumus dan kodrat yang terbaik…untuk masing-masing orang ! Sayangnya,
kita sering lupa bahwa doa kita adalah doa sok tahu, pasti baik buat kita, dan
doa yang telah menyetir atau mendikte kehendak Tuhan. Dengan pola berdoa
seperti ini, doa hanya akan menjadi nafsu belaka, yakni nuruti rahsaning karep.
DOA MERUPAKAN PROYEKSI
PERBUATAN KITA, AMAL KEBAIKAN KITA PADA SESAMA MENJADI DOA TAK TERUCAP YANG
MUSTAJAB
Kalimat sederhana ini merupakan kata
kunci memahami misteri kekuatan doa;
DOA ADALAH SEUMPAMA CERMIN
!!
Doa kita akan terkabul atau tidak
tergantung dari amal kebaikan yang pernah kita lakukan terhadap sesama. Dengan
kata lain terkabul atau gagalnya doa-doa kita merupakan cerminan akan amal
kebaikan yang pernah kita lakukan pada orang lain.Jika kita secara sadar atau
tidak sering mencelakai orang lain maka doa mohon keselamatan akan sia-sia.
Sebaliknya, orang yang selalu menolong dan membantu sesama, kebaikannya sudah
menjadi “doa” sepanjang waktu, hidupnya selalu mendapat kemudahan dan mendapat
keselamatan. Kita gemar dan ikhlas mendermakan harta kita untuk membantu
orang-orang yang memang tepat untuk dibantu. Selanjutnya cermati apa yang akan
terjadi pada diri kita, rejeki seperti tidak ada habisnya! Semakin banyak
beramal, akan semakin banyak pula rejeki kita. Bahkan sebelum kita mengucap
doa, Tuhan sudah memenuhi apa-apa yang kita harapkan. Itulah pertanda, bahwa
perbuatan dan amal kebaikan kita pada sesama, akan menjadi doa yang tak
terucap,tetapi sungguh yang mustajab. Ibarat sakti tanpa kesaktian.Kita berbuat
baik pada orang lain, sesungguhnya perbuatan itu seperti doa untuk kita
sendiri.
Dalam tradisi spiritual
terdapat suatu rumus misalnya :
1. Siapa gemar membantu dan
menolong orang lain, maka ia akan selalu mendapatkan kemudahan.
2. Siapa yang memiliki sikap
welas asih pada sesama, maka ia akan disayang sesama pula.
3. Siapa suka mencelakai
sesama, maka hidupnya akan celaka.
4. Siapa suka meremehkan
sesama maka ia akan diremehkan banyak orang.
5. Siapa gemar mencaci dan
mengolok orang lain, maka ia akan menjadi orang hina.
6. Siapa yang gemar
menyalahkan orang lain, sesungguhnya ialah orang lemah.
7. Siapa menanam “pohon”
kebaikan maka ia akan menuai buah kebaikan itu.
Semua itu merupakan contoh kecil,
bahwa perbuatan yang kita lakukan merupakan doa untuk kita sendiri. Doa ibarat cermin,
yang akan menampakkan gambaran asli atas apa yang kita lakukan. Sering kita
saksikan orang-orang yang memiliki kekuatan dalam berdoa, dan kekuatan itu
terletak pada konsistensi dalam perbuatannya. Selain itu, kekuatan doa ada pada
ketulusan kita sendiri. Sekali lagi ketulusan ini berkaitan erat dengan sikap
netral dalam doa, artinya kita tidak menyetir atau mendikte Tuhan. Berikut ini
merupakan “rumus” agar supaya kita lebih cermat dalam mengevaluasi diri kita
sendiri;
1. Jangan pernah
berharap-harap kita menerima (anugrah), apabila kita enggan dalam memberi.
2. Jangan pernah
berharap-harap akan selamat, apabila kita sering membuat orang lain celaka.
3. Jangan pernah
berharap-harap mendapat limpahan harta, apabila kita kurang peduli terhadap
sesama.
4. Jangan pernah
berharap-harap mendapat keuntungan besar, apabila kita selalu menghitung untung
rugi dalam bersedekah.
5. Jangan pernah
berharap-harap meraih hidup mulia, apabila kita gemar menghina sesama.
MEMBANGUN KESADARAN RASA
SEJATI
Alur penalaran logis menganggap
bahwa awal dari ke-ada-an segala sesuatu adalah ketiadaan. Kata filsuf
ke-tiada-an itu ada yang tiada. Kalimat tersebut sebagai premis mayor mengawali
isi fikiran para filsuf kuno sebagai tahap awal
prestasi kesadaran akal-budinya
dalam memahami hukum alam yang universal ini.
Namun benarkah demikian ke-ada-an
yang sesungguhnya? Atau jangan-jangan hakekat ketiadaan adalah hanya semata karena
ketidaksadaran manusia saja ? Saya pribadi enggan meletakkan justifikasi pada
ke-tiada-an. Sebaliknya lebih senang memilih hipotesis kedua yakni bukan
ke-tiada-an lah sesungguhnya yang ada, namun ketidaksadaran manusia. Dengan asumsi
bahwa sulitnya mengetahui rumus kebenaran sejati yang tersimpan rapat dalam relung
jagad raya bagaikan sulitnya menelusuri alam kegaiban, yang membutuhkan
pengera-han indera batin (ke-enam). Lebih sulit lagi karena kebanyakan manusia gagal
mereduksi hegemoni panca indera (jasad). Jika demikian halnya manusia layak
mengibarkan “bendera putih” sebagai sikap menyerah atas segala keterbatasan
kemampuannya. Lantas kesadaran semu dengan buru-buru mengambil keputu-san meyakinkan
sbb; adalah tabu mengutak-atik ranah gaib, karena ia hanya membutuhkan
keyaki-nan saja. Dalam kesadaran “semu” ini menjadi sangat bermanfaat kita
mengumpulkan pengalaman dan pengetahuan orang perorang yang beragam agar
menjadi satu kesatuan ilmu untuk menggugah kesadaran manusia. Dibutuhkan sikap
membuka diri agar kesadaran semakin mening-kat. Pada tataran kesadaran tertentu
seseorang akan sampai pada pemahaman bahwa : “kebenaran sejati ibarat cermin
yang pecah berantakan, sedangkan kesadaran akal budi, kepercayaan,ajaran,
sistem religi, kebudayaan, tradisi merupakan satu diantara serpihan cermin
itu”.
KESADARAN; ALAT UNTUK
MEMBUKA RAHASIA RUMUS TUHAN
Adalah menjadi tugas umat manusia
untuk membuka tabir rahasia kehidupan. Baik dimen-si fisik (wadag), maupun dimensi
metafisik berupa misteri alam kegaiban. Semakin banyak kita mengungkap
hukum-hukum alam, kodrat alam atau kodrat Tuhan, maka akan semakin banyak
ter-ungkap misteri kehidupan ini. Sedangkan saat ini, prestasi manusia seluruh dunia
mengungkap rahasia kehidupan mungkin belum lah genap 0,0000000001 % dari
keseluruhan rahasia yang ada. Terlebih lagi rahasia eksistensi alam gaib.
Kebenaran rasio seumpama
membayangkan laut. Kebenaran empiris melihat permukaan air laut. Kebenaran
intuitif ibarat menyelam di bawah permukaan air laut. Tugas penjelajahan ke kedalaman
dasar laut bukan lah tugas akal-budi, namun menjadi tugasnya sukma sejati yang
dibimbing oleh rasa sejati.
Intuisi telah menyediakan pengenalan
bagi siapapun yang ingin menyelam ke kedalaman laut. Jangan heran bilamana
akal-budi disodorkan informasi aneh (asing dan nyleneh) serta-merta bereaksi
menepis ..it’s nonsense ! Reaksi yang lazim & naïf hanya karena akal-budi
kita lah yang sesungguhnya sangat terbatas kemampuan-nya. Lain halnya dengan
kecenderungan perilaku orang-orang post-modernis tampak pada perilaku orang-orang
sukses di masa kini. Mereka percaya akan kemampuan intuisi. Malah dengan bangga
memproklamirkan diri jika kesuksesannya berkat dimilikinya talenta intuisi yang
tajam. Dengan kata lain untuk meraih sukses tak cukup hanya berbekal
teori-teori ilmu ilmiah serta pengalaman akal-budi (rasionalisme-empirisisme)
saja.
KESADARAN ADALAH PROSES YANG
DINAMIS
Berawal dari ketidaksadaran lalu
berproses menjadi kesadaran tingkat awal yakni kesadaran jasad/ragawi. Dari kesadaran
jasad meningkat menjadi kesadaran akal-budi yang diperolehnya setelah manusia
mampu menganalisa dan menyimpulkan sesuatu yang dapat ditangkap oleh
panca-indera.Seiring perkem-bangan kedewasaan manusia, kesadaran akal-budi (nalar/rasio)
meningkat secara kualitatif dan kuantitatif. Tahap ini seseorang baru disebut
orang yang pandai atau kaya ilmu pengetahuan. Kesadaran akal-budi ini bersifat
lahiriah atau wadag, jika dikembangkan lebih lanjut akan mencapai kesadaran
yang lebih tinggi yakni kesadaran batiniah.
KESADARAN TINGGI ADALAH
BERKAH BAGI ALAM SEMESTA
Semakin tinggi kesadaran manusia
(high consciuousness)menuntut tanggung jawab yang lebih besar pula. Karena
semakin tinggi kesadaran berarti seseorang semakin berkemampuan lebih serta
dapat melakukan apa saja. Celakanya, bila kesadaran tinggi jatuh ke dalam
penguasaan nafsu negatif. Sehingga manusia bukan melakukan sesuatu yang
konstruktif untuk alam semesta (rahmat bagi alam), sebaliknya melakukan
perbuatan yang destruktif (laknat kepada alam). Sementara tanggungjawab manusia
adalah menjaga harmonisasi alam semesta dengan melakukan sinergi antara jagad
kecil (diri) dan jagad besar (alam semesta) dengan kata lain berbuat sesuai
dengan rumusrumus (kodrat) Tuhan. Sebagai contoh kita mengakui bahwa Tuhan itu
Maha Maha Pengasih maka kita harus welas asih pada sesama.
Jika kita yakin Tuhan Maha Pemurah
dan Penolong, maka kita tidak boleh pelit dalam membantu dan menolong sesama.Bila
kita percaya Tuhan Maha Besar dan Maha Adil maka kita tak boleh primordial,
rasis, hipokrit, etno-sentris, mengejar kepentingan sendiri, kelompok atau golongannya.
Jika kita memahami bahwa Tuhan Maha Bijaksana; maka kita tidak boleh mengejar
“api” (nar) ke-aku-an, yakni rasa mau menang sendiri, mau bener sendiri, mau
meng-ejar butuhnya sendiri,sembari mencari-cari kesalahan orang lain. Demikian seterusnya,
sehingga perbuatan kita menjadi berkah untuk lingkungan sekitar, untuk alam
semesta dengan segala isinya.Proses berkembang manusia bersifat adi kodrati
menuju pada hukum/ rumus alam yang paling dominan yakni PRINSIP KESEIMBANGAN (harmonisasi)
alam semesta. Penentangan rumus alam/kodrat Tuhan tersebut adalah sebuah
malapetaka besar kehidupan manusia yakni kehancuran peradaban bahkan kehancuran
bumi. Dalam terminologi Jawa tanggungjawab atas dicapainya kuali-tas kesadaran
manusia tampak dalam pesanpesan arif nan bijaksana untuk meredam nafsu
misalnya; ngono yo ngono ning aja ngono (jangan berlebihan atau lepas kendali),
ojo dumeh (jangan mentang-mentang), serta menjaga sikap eling dan waspadha.
Memahami KESADARAN tidaklah
mudah, karena bekalnya adalah KESADARAN pula. Sebagaimana
digambarkan dalam filosofi Jawa dalam bentuk saloka : Nggawa latu adadamar ;
…membawa api untuk mencari api”. Hal itu menjadi satu problematika tersendiri
(the problem of consciousness) umpama tamsil; ..kalau ingin cari makan untuk
mengisi perutmu, syaratnya perutmu harus kenyang dulu.
TAHAP-TAHAP KESADARAN
1. KESADARAN JASAD
Kesadaran jasad adalah kesadaran
tingkat dasar atau awal pada manusia. Kesadaran paling dasar ini terjadi pada waktu
bayi baru lahir di dunia belum memiliki kesadaran akal budi. Namun melalui
pancaindera raganya telah memiliki
sensitifitas merespon rangsang atau
stimulus. Misalnya jika tubuh bayi merasakan gerah atau digigit nyamuk reaksi
si bayi akan menangis. Reaksi dapat bekerja otomatis karena setiap makhluk
hidup dibekali sensor kese-lamatan berupa naluri.Naluri sebagai alat sederhana
yang terdapat di tubuh kita yang berfungsi ganda mencipta-kan kesadaran
sekaligus pelindung diri. Melalui naluri inilah sekalipun akal-budi belum mampu
mengolah kesadaran namun jasad telah lebih dulu mampu merespon
rangsangan-rangsangan yang membahayakan dirinya. Menangis adalah salah satu
cara menjaga diri (survival) yang paling alamiah dan sederhana bagi manusia.Namun
demikian kesadaran jasad berikut ubo rampe naluri ini masih setara dengan
kesadaran yang dimiliki binatang.Misalnya sekelompok burung melakukan eksodus
karena akan terjadi pergantian musim. Burung tersebut hanya berdasarkan naluri
kebinatangannya saja untuk mengetahui kapan musim segera berganti. Atau induk
binatang yang menyusui anaknya hingga usia tertentu kemudian indungnya
menyapih. Itu semua bukan berasal dari kesadaran akal-budi melainkan
berdasarkan kesadaran jasad saja.
Kesadaran naluri tidak diperlukan
proses belajar karena naluri akan berkembang secara alamiah dengan sendirinya
tanpa perlu pendidikan nalar atau akal-budi. Jika ada sekolah gajah di dalamnya
bukanlah proses belajar mengajar yang melibatkan kegiatan analisa akal-budi.
Hanya berupa pembiasaan naluri (tanpa analisa) dengan cara menyakiti tubuh
(hukuman) dan hadiah/ menyamankan tubuh (stick & carrot). Pembiasaan naluri
ini merupakan cara-cara paling maksimal yang sanggup direspon oleh naluri
hewani. Pada tingkat kesadaran ini mahluk hidup tidaklah mengenal nilai-nilai
baik-buruk, dan nilai spiritual (roh/jiwa). Akan tetapi perilakunya telah
mengikuti hukum alam yang paling sederhana, paling penting, namun mudah direspon
semua makhluk hidup. Perilaku binatang hanya sekedar mengikuti hukum alam
sebagai bentuk harmonisasi dengan alam semesta. Misalnya hukum rimba, siapa
yang kuat secara fisik akan memenangkan pertarungan. Semakin kuat binatang,
jumlah populasinya semakin sedikit dan tidak mudah berkem-bang biak.Hukum alam
tampak pula pada pola hubungan mata rantai makanan. Binatang pemakan akan lebih
sedikit jumlahnya daripada binatang yang dimakan. Sehingga bila salah satu mata
rantai makanan mengalami kerusakan akibat ulah manusia akan mengganggu sistem
keseimbangan alam. Sedangkan bencana alam yang bersifat alamiah (force major)
atau di luar kekuatan manusia pada galibnya merupakan hukum alam pula, yakni
proses seleksi alam menuju keseimbangan alam (harmonisasi).Pada tahap kesadaran
jasad ini tidak ada nilai baik dan buruk. Prinsip kebenaran manakala segala
sesuatu berjalan sesuai hukum atau kodrat keseimbangan alam lahir, bukan kebenaran
sejati yang ada dalam alam batin. Sekalipun membunuh, binatang tidaklah
bersalah, karena ia hanya mempertahankan wilayahnya, atau demi memenuhi
kebutuhan perutnya. Setara dengan perbuatan bayi mengencingi jidat presiden
bukanlah pelanggaran norma hukum dan norma sosial.Karena kesadaran bayi sepadan
dengan kesadaran hewani atau orang hilang ingatan, yakni sebatas kesadaran
jasad dan tentunya belum berada dalam koridor konsekuensi norma baik dan buruk.
Bayi dan hewan tidak memiliki tanggungjawab sebagai konsekuensi atas kesadaran
jasadnya, lain halnya dengan kesadaran akal-budi manusia dewasa. Sudah menjadi kodrat
atau rumus alam bahwa semakin tinggi kesadaran makhluk hidup, akan membawa
dampak pada tanggungjawab lebih besar pula.
2. KESADARAN AKAL BUDI
Setingkat lebih tinggi dari
kesadaran jasad adalah kesadaran akal-budi atau rasio. Kesada-ran akal budi berkaitan
erat dengan proses pembelajaran dan sosialisasi (pendidikan). Pada usia
ter-tentu seorang bayi akan mulai belajar memanggil ibunya, ayahnya, bisa
tersenyum dan minta susu. Hal itu terjadi karena kesadaran jasadnya telah mengalami
transformasi pada kesadaran aka-budi. Ditandai kemampuan akal-budinya merespon
rangsangan atau stimulus.
Rangsang atau stimulus tak ubahnya
data yang akan diproses oleh software akal-budi menggunakan hardware otak. Maka
kesadaran akal-budi merupakan kegiatan ilmiah yang melibatkan pengolahan
data-data. Pada tahap ini upaya manusia mengungkap tabir misteri hukum alam
sudah lebih maju karena menggunakan kemampuan rasio atau akal budinya.
Selanjutnya kesadaran akal-budi dibagi menjadi dua yakni kesadaran dengan metode
penalaran rasio (rasionalisme) dan pembuktian secara empiris (empirisisme).
3. KESADARAN NALAR
Sejarah filsafat Barat mencatat ada
dua aliran pokok dalam lingkup epistemologi. Pertama, idealism atau rasionalism
(Plato), suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya peranan akal, idea,
category, form, sebagai nara
sumber ilmu pengetahuan. Tingkat kesadaran diri akan suatu nilai kebenaran
diperoleh melalui kemampuan penalaran rasio saja dalam arti mengandalkan
kekuatan logika. Kesadaran akan bertambah secara kuantitas bilamana suatu
fenomena yang empiris dapat diterima akal atau memiliki sistematika pemikiran
yang logis. Deng-an ketentuan ini fenomena sudah cukup dianggap nilai kebenaran
walau terkadang bersifat parsial. Kelemahan kesadaran rasionalisme adalah mensyaratkan
kita tidak cukup bekal (nggawa latu) sebagai alat komparasi atau landasan
silogismenya. Rasionalisme dalam menjelaskan realitas berdasarkan atas
kate-gori-kategori akal saja. Aristoteles sebagai penerus Plato melakukan
pendekatan realisme menemukan alat ukur yang disebut organon. Prinsip organon
mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada (fenomenon). Namun Organon sebagai
metode pengajaran atau penjelasan yang bersifat deskriptif belum mampu
melakukan eksplanasi secara mendalam. Pada akhirnya dengan metode tersebut
Aristoteles menya-dari tidak mampu bertindak lebih banyak terutama dalam upaya
menjelaskan eksistensi di luar diri (being) yang melampaui akal-budi manusia.
Kesadaran akal-budi bertujuan
mengungkap sisi kebenaran akan sesuatu hal yang rasional, realis, dan empiris.
Namun kebenaran dalam scope kesadaran ini masih bersifat kebenaran koherensi.
Yakni kebenaran dapat diketahui jika ada suatu pernyataan atau premis kemudian
diikuti oleh premis yang lain yang men-dukungnya. Dari dua premis ini kemudian
dapat ditarik kesimpulan (conclusion) sehingga menjadi kebenaran kesimpulan
yang sesuai dengan sistematika rasio manusia (logic).
KETERBATASAN KESADARAN AKAL
BUDI :
Kesadaran tinggi (high
consciuousness) diperlukan untuk mengetahui noumena, berupa realitas hakekat
atau essence.Dalam rangka membangun kesadaran tinggi pengetahuan akal budi kemampuannya
sangat terbatas karena terdapat berbagai kelemahan mendasar. Paling tidak dapat
dikemukakan tiga alasan berikut. Pertama, sebatas pengetahuan kognitif (cognitive
science). Kesadaran akal-budi semata-mata sebagai bagian dari fungsi otak yang
kemudian berkembang (emerge).
Kesadaran dalam pendekatan ini
mengatakan : “…dipandang sebagai berkembanganya jaringan-jaringan yang
terintegrasi secara hirarkis. Kesadaran adalah sesuatu yang bertumbuh dari kompleksnya
jaringan yang saling terhubung di dalam otak manusia. Kesadaran yang dihasilkan
adalah bersifat obyektif atas apa yang bisa dilihat dengan indera atau
fenomena.
Kesadaran model ini sering digunakan
untuk menjelaskan akan kejadian alam yang di dalamnya mengandung rangkaian hokum
sebab-akibat. Namun kita harus menyadari bahwa semua datadata sangat terbatas
dengan apa yang dapat ditangkap oleh indera jasad.
Kedua, sebatas penafsiran subyektif.
Melalui instrospeksionisme (intro-spectionism). Di dalam pandangan ini
kesadaran dipandang sebagai kesada-ran orang pertama yang tertuju pada sesuatu
obyek di luarnya. Kesadaran lantas dilakukan dengan cara penafsiran. Penafsiran
terhadap realitas didasarkan pada kesadaran langsung yang muncul dari pengalaman
sehari-hari dan dialami sendiri dan bukan dari pengamatan obyektif orang
ketiga. Kesadaran akal budi pada taraf ini belum mampu menjawab akan energi
metafisika yang melampaui fisika.Ketiga, bersifat relative-obyektif. Dalam
disiplin sosiologi terdapat pendekatan psikologi sosial. Pendekatan ini melihat
kesadaran sebagai sesuatu yang tertanam pada jaringan makna kultural tertentu.
Dengan kata lain kesadaran adalah pro-duk dari sistem sosial yang ada di dalam
suatu masyarakat. Sebagai contoh misalnya teori marxisme dan generasinya
(marxianism: sosialisme, komunisme leninisme dan stalinisme). Kapitalisme,
konstruktivisme, dan herme-neutika kultural. Semua pendekatan ini berakar pada
satu asumsi bahwa kesada-ran tidaklah terletak melulu di kepala individu melainkan
ditentukan oleh kultur sosial-politik-ekonomi masyarakat. Masih dalam
perspektif sosiologis system kepercayaan masyarakat (agama, ajaran, sistem
nilai,kebiasaan, adat-istiadat, dan tradisi) merupakan bagian dari sistem
budaya. Sekalipun dianggap sebagai bentuk kesadaran tinggi (spiritual) namun
nilai-nilai religi tidak lepas dari jaringan makna kultural tertentu. Dengan
kata lain masih berada dalam lingkup relative-obyektif. Hal ini dapat dilihat dari
istilah dan bahasa yang terdapat pada kalimat-kalimat suci, serta ritual-ritual
atau kegiatan seremonial keagamaan yang kental dengan sistem budaya tertentu.
Termasuk nilainilai sakral dan mistisnya tampak berkaitan dengan legenda dan
sejarah nenek-moyang masyarakat tertentu berupa warisan sistem religi primitif
animisme dan dinamisme.