DENGAN SEMANGAT HARI PAHLAWAN
 " LAWAN NARKOBA DENGAN BERPRESTASI "

BUKA

Pengakuan Lelaki Terhadap Wanita

Kami sulit menahan pandangan mata kami
ketika melihat kalian,
apalagi jika kalian diamanahkan Allah
kecantikan dan postur yang ideal,
kami semakin susah untuk menolak agar tidak melihat kalian,
kerena itu lebarkanlah serta longgarkanlah pakaian kalian
dan tutupilah rambut hingga ke dada kalian dengan kerudung yang membentang.

Kami sulit menahan pendengaran kami
ketika berbicara dengan kalian,
apalagi jika kalian diamanahkan oleh Allah
suara yang merdu dengan irama yang mendayu
karena itu tegaskanlah suara kalian
tatkala berbicara di berhadapan dengan kami
dan berbicaralah seperlunya sahaja.

Kami juga sulit menahan
bayangan-bayangan hati kalian,
ketika kalian dapat menjadi
tempat untuk dicurahkan segala isi hati kami,
waktu luang kami kadangkala akan sering terisi
oleh bayangan-bayangan kalian,
karena itu janganlah kalian membiarkan kami
menjadi curahan hati bagi kalian

Kami tahu kami insan lemah
bila harus berhadapan dengan kalian,
kekerasan hati kami dengan mudah bisa luluh
hanya dengan senyum kalian,
hati kami akan bergetar
ketika mendengar dan melihat kalian menangis.

Sungguh ALLAH telah memberikan amanah terindah kepada kalian,
maka jagalah amanah itu
jangan sampai ALLAH murka dan memberikan keputusan-Nya.

Maha Besar dan Maha Suci Allah yang tahu
akan kelemahan hati kami ini,
hanya dengan ikatan yang suci dan yang diredhai-NYA,
kalian akan menjadi halal bagi kami.

"Lalu apa yang telah aku lakukan selama ini..YA Rabb, ampunilah daku.
Untuk setiap pandangan yang tak terjaga,
untuk iman yang tak dipelihara,
lisan yang merayu dan hati yang tak terhijab,

Ya Rabb, Engkaulah mengawasi kami setiap detik,
kerana kasih sayangMu ya Allah kepada kami,
Engkau perintahkanlah malaikat silih berganti
menemani kami siang dan malam
agar iman kami dapat dijaga...


Untuk Kita Renungkan Bersama
Kalau ditanya berapa kali kita harus shalat dalam satu hari semua orang muslim termasuk saya menjawab lantang 5 waktu. Bahkan tanpa ditanya, dengan fasih kita menjawab maghrib, isya, shubuh, dzuhur dan ashar.

Esensi dari shalat menurut saya adalah kita bertemu tuhan, menyatakan komitmen keimanan kita, berdoa memohon perlindungan, meminta rezeki yang berkah, memohon ampunan atas kesalahan yang kita buat dan meminta agar selalu dibimbing di jalan yang benar dll. Kegiatan luar biasa yang kita lakukan setidaknya 5 kali sehari. ia kan Boss Mantapppp

Dalam shalat ada perkataan sangat indah, yang isinya seperti ini. "Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu tuhan."

Beberapa waktu lalu ada teman saya baru selesai shalat langsung buka netbook. Saat saya bilang." Weih hebat update terus nih blog nya." Dia menjawab sambil nyengir." Kagak gue lagi nyari video Ariel sama Luna Maya."

"Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu tuhan."

Orang yang hidupnya hanya untuk tuhan apakah akan mendownload video Ariel Luna Maya?

Ada salah seorang disuatu, orang yang sangat rajin shalat. Sejauh itu dia tidak pernah meninggalkan shalat satu kalipun. Suatu saat dia pernah ditegur oleh temannya permasalahan dia tidak jadi nyumbang padahal dia sudah berjanji pada orang tersebut ternyata sudah sampai waktu yang ditentukan dia tidak jadi nyumbang. Saat dia duduk disebelah temanya, dia berbisik," Sebenernya saya dulunya waktu dia datang sebenarnya tidak mau nyumbang juga tapi waktu itu ada gadis disebelah saya jadi saya malu." Saya tersenyum dan teringat ucapan indah....

"Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu tuhan."

Bukankah berbohong dan tidak menepati janji adalah hal yang tidak disukai tuhan. Apakah orang yang matinya hanya untuk tuhan akan melakukan hal yang dibenci tuhan?

Ada cerita lucu. Saat itu orang itu terlihat sangat buru buru ketka melakukan shalat. Saat membereskan sajadah dia berkata. "saya lupa ngasih makan ayam." Temannya yang lain mengingatkan. "Akhi, Inna shalati wanusuki wama yahya wama mati lillah ho rabbil alamin."
"Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu tuhan."
Jadi dia jadi bengong," Bener juga yah, tapi udah tanggung." Ucapnya kemudian sambil ngacir kekandang ayam.

Orang yang berkata sesungguhnya nafasku hanya untukmu tuhan, tapi tindakannya mengatakan ada yang lebih penting dari bertemu denganmu tuhan yaitu ngasih makan ayam. Apakah orang itu tidak membohongi tuhan?

Dan saya sendiripun sering sekali menundanya,  karena sibuk atau tidak sibuk. Lalu tanpa malu saya menghadap tuhan dan berkata "Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu tuhan." Luar biasa bukan.

Apakah kita akan selalu membohongi tuhan yang maha tahu. Lalu tidak malukah kita saat kita berkata. "Ya tuhan kenapa aku merasa rezekiku begitu jauh, cobaan untukku begitu berat padahal aku selalu shalat lima waktu."

Untung saja tuhan maha pemaaf, maha pengasih dan penyayang. Kalau saya jadi tuhan. Orang yang tukang bohong, selalu melanggar komitmen dan tidak punya malu seperti saya, mungkin sudah saya ceburkan ke segi tiga bermuda. Tapi toh tuhan malah memberikan waktu kepada saya untuk membuktikan bahwa saya adalah orang seperti yang saya ucapkan saat saya shalat. "Sesungguhnya shalatku, nafasku, hidupku dan matiku hanya untukmu tuhan."

Pertanyaannya sampai kapan kita akan selalu membohongi tuhan? Aduhh maluu Bosss

 Renungan: bagi Suami Istri & calon Suami Istri.

Buat para Suami & calon Suami...
Renungkanlah...Pernikahan atau perkawinan membuka tabir rahasia...
Isteri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah,
tidaklah setaqwa Aisyah..
pun tidak setabah Fatimah..

Justru..
isterimu hanyalah wanita akhir zaman
yang punya cita-cita menjadi solehah
Pernikahan atau perkawinan mengajar kita kewajiban bersama.......
Isteri menjadi tanah kamu langit penaungnya,
Isteri ladang tanaman kamu pemagarnya,
Isteri kiasan ternakan kamu gembalanya,
Isteri adalah murid kamu mursyidnya,
Isteri bagaikan anak kecil kamu tempat bermanjanya,
Saat isteri menjadi madu kamu teguklah sepuasnya,
seketika isteri menjadi racun kamulah penawar bisanya,
seandainya isteri tulang yang bengkok berhati-hatilah
meluruskannya.

Pernikahan atau perkawinan menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha kepada Allah swt.

Kamu bukanlah Rasulullah saw?
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajhah
Cuma suami akhir zaman yang berusaha menjadi soleh...

AMIN.


Buat para Istri & calon Istri...
Renungkanlah...

Pernikahan atau perkawinan membuka tabir rahasia
Suami yang menikahi kamu tidaklah semulia Muhammad saw
Tidaklah setaqwa Ibrahim
Pun tidak setabah Ayyub atau pun
Segagah Musa.. apalagi setampan Yusuf
Justru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman yang punya
cita-cita
membangun keturunan yang soleh...

Pernikahan atau perkawinan mengajar kita kewajiban
bersama..
Suami menjadi pelindung kamu penghuninya,
Suami adalah nahkoda kapal kamu pengemudinya,
Suami bagaikan pelakon yang nakal kamu adalah penonton
kenakalannya,
Saat suami menjadi raja kamu nikmati anggur singgasananya,
Seketika suami menjadi bisa kamulah penawar obatnya,
Seandainya suami bengis lagi lancang sabarlah
memperingatkannya,

Pernikahan ataupun perkawinan mengajarkan kita perlunya
iman dan taqwa,
untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah swt.

Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna di dalam menjaga
pun bukanlah Hajar yang begitu setia dalam sengsara....
Cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi solehah,

AMIN.

Nak, Ayah Mencintaimu


Kalau Anda seorang ayah pasti sering mendengar kalimat-kalimat berikut ini: “Ayah, aku sudah mandi.” Aku sudah sudah belajar lho, Pa.” Apa aku boleh ikut abi pergi?” Kalau bapak pulang, bawakan aku es krim ya?” Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah sikap kita saat itu? Apakah tanggapan kita seindah binar mata mereka? Apakah sikap kita semanis senyum mereka? Apakah jawaban kita sebesar harapan mereka? Apakah saat itu kita sudah menjadi yang seperti mereka inginkan?


Sebagai seorang ayah sungguh kita harus menyadari betapa anak-anak kita itu memerlukan senyum gagah kita. Mereka juga membutuhkan belaian sayang kita. Buah cinta kita itu selalu merindu dekapan mesra kita. Buah hati kita itu selalu menanti kecupan sayang kita di kening mereka. Yakinlah Anda bahwa tutur kata manis kita amat berarti bagi hatinya. Oleh-oleh yang kita hadiahkan begitu bermakna bagi jiwa mereka. Saat kita mengajak mereka bepergian rasa bangga memenuhi ruang-ruang kalbunya. Ketika kita tak berada di sandingnya, jiwa mereka terasa hampa.


Tentang buah hati kita itu, kekasih Allah, teladan kita, guru tentang cinta & kasih sayang kita, Rasulullah saw bersabda untuk kita para ayah,” Cintailah anak-anak dan kasih sayangilah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka, maka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah satu-satunya yang memberi mereka rezeki.” Dalam riwayat lain dikisahkan ada seorang Arab Badui yang menemui Rasulullah saw dan berkata,” Mengapakah engkau menciumi anak-anak kecil, sedang kami tidak pernah melakukannya?” Maka Rasulullah saw bersabda,” Apakah kamu tidak takut bila Allah SWT mencabut rasa kasih sayang dari lubuk hatimu?”

Bagi anak-anak, kita para ayah adalah pahlawan. Menurut mereka kita adalah sosok gagah yang menentramkan hati mereka. Buah hati kita itu amat bangga terhadap keperkasaan kita. Mereka begitu mendamba perhatian dan kehadiran kita. Namun mereka tak pandai merangkai kata tuk mengungkap cinta. Mereka juga tidak mengerti cara membisikkan rasa rindunya. Mereka mencintai kita para ayah dengan bahasa yang sering tak mampu kita mengerti. Mereka menyayangi kita dengan gaya yang sering tak bisa kita pahami. Karena itu kita sering tak menyadari bahwa ada makhluk-makhluk kecil yang begitu mencintai dan membutuhkan kita.

Saat mereka mendekat, kita sering merasa terusik. Ketika mereka mengajak bicara, kita sering merasa terganggu. Waktu mereka bertanya, sering hati kita merasa tak nyaman. Tangisan mereka seperti suara petir bagi telinga kita. Teriakan mereka bagai badai yang menerjang jiwa kita. Padahal seperti itulah cara anak-anak mencintai kita. Begitulah cara mereka menyayangi kita. Dengan cara seperti itulah mereka ingin menyampaikan bahwa mereka amat membutuhkan kita. Hanya cara seperti itulah yang mereka mengerti untuk menyentuh cinta kita.

Boleh jadi kita belum mampu menjadi ayah yang indah untuk anak-anak kita. Saat mereka menangis kita malah membentaknya. Ketika mereka bertanya kita tidak menggubrisnya. Waktu mereka belajar, kita tidak ada di sisi mereka. Mereka sakit tanpa ada kita di sampingnya. Mereka sedih tanpa ada yang menghiburnya. Mereka jarang kita belai. Mereka jarang kita cium. Kita sering merasa terlalu mulia untuk bermain-main dengan mereka. Kadang pekerjaan kita membuat kita tak menyadari bahwa ada yang menanti-nanti kedatangan kita hingga tertidur di depan pintu rumah kita.

Sudah tiba saatnya bagi kita para ayah untuk mengerti bahasa cinta anak-anak kita. Kita harus memahami cara mereka dalam mencintai kita. Dengan demikian kita bisa menjadi seperti yang mereka pinta. Kita mesti berupaya menjadi seperti yang mereka harapkan. Kita harus menjadi pendengar yang menyenangkan saat mereka berbicara. Ketika mereka mendekati kita sehasta, kita mendekati mereka sedepa. Saat mereka memanggil, kita datangi mereka dengan sepenuh jiwa. Sewaktu mereka menangis, kita akan mendekapnya dengan penuh cinta. Kita juga tak akan pernah lelah tuk berbisik mesra,” Nak, ayah mencintaimu.”
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMOGA SELALU MANTAP BOS