DENGAN SEMANGAT HARI PAHLAWAN
 " LAWAN NARKOBA DENGAN BERPRESTASI "

Selasa, 03 Januari 2012

PENCERAHAN HIDUP

KATA PENGANTAR
Dengan membaca buku ini memang belum menjamin apakah Anda akan sukses, tetapi minimalAnda akan mendapatkan pencerahan bahwa sesungguhnya hidup Anda menjadi apa, adalah pilihan Anda, bukan karena orang lain. Mulailah hari ini menjadi hari kemerdekaan Anda.
Buku ini hanya sebagai guidance langkahlangkah apa dan dari mana Anda mulai melangkah.Karena kalau Anda masih belum jelas Anda akan kemana dan mengapa? Sudah saya pastikan pasti Anda belum bergerak dan belum jalan karena masih bingung. Buku ini akan membuka pintu sejati Anda, yang selama ini masih tertutup.Saya tidak bertanggung jawab seandainya Anda sudah membaca buku ini dan Anda tidak melakukannya. Hidup adalah misteri yang berkesinambungan. Hal-hal tertentu yang biasa kita alami dalam hidup ini terkadang tidak bisa kita duga.
Suatu saat kita berada dalam situasi yang serba mudah, saat lain dalam keadaan terjepit, bahkan frustasi oleh keadaan yang tidak berjalan dengan semestinya, sehingga hiduppun seperti menjadi serba sulit. Keadaan ini bisa berubah dengan
cepat, tanpa terduga. Hidup dari serba kekurangan menjadi penuh berkelimpahan, atau sebaliknya dari senang menjadi susah.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Bagaimana kondisi Anda dulu, dan bagaimana pula sekarang? Lalu bagaimana atau siapakah Anda dikemudian hari? Apakah Anda tergolong sukses, atau malah sebaliknya, mengalami banyak kegagalan? Mengapa seseorang berhasil memiliki kekayaan melimpah? Mengapa pula seseorang lainnya harus hidup menanggung penyesalan akibat kegagalan yang dialaminya, atau harus hidup dengan sangat prihatin? Mengapa seseorang dengan mudahnya melenggang sukses dalam relatif singkat? Mengapa pula seorang lainnya harus berjuang membanting tulang dan melalui banyak rintangan serta memerlukan waktu yang cukup lama untuk sukses? Buku ini menguak misteri kehidupan manusia terutama yang menyangkut peningkatan potensi diri yang seluas-luasnya untuk kekayaan materi yang urusannya dengan rezeki, keselamatan dunia dan akherat. Tinggal bagaimana kita mengetahui kekurangan kita, hambatan-hambatan yg ada, baik hambatan secara dzohir maupun bathin di dalam mengarungi hidup di dunia dan untuk bekal perjalanan ke Akherat.
Uang memang bukan tujuan, tetapi dengan uang Anda akan memperoleh kemudahan dalam mengarungi hidup dan beribadah.Kesuksesan dan kegagala hanyalah rasa, perbedaan mereka hanya ada di kata-kata ..... Prinsipnya untuk semua itu adalah :

HIDUPLAH DENGAN SYARIAT, MATILAH DENGAN HAKIKAT,
TEMPUHLAH JALAN MA’RIFAT, CAPAILAH SYAFA’AT

qul inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbi al’aalamiina [QS.6:162]. Artinya: “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,Tuhan semesta alam.”(QS.SURAT AL-AN’AAM ayat 162)
“YANG KOSONG ITU ISI YANG ISI ITU KOSONG”, hanya dgn ihklas, Allah akan memberi, justru karena mengharapkan pahala, Anda merasa tidak mendapatkan apa-apa. Ihklas adalah ilmunya hati,jadi sering-sering aja wirid. Kalo airmata sudah terteteskan,fadilah istighfar merasuk ke hati. Semakin lama semakin penuh terisi maka orang tersebut pasti memperoleh ilmu ikhlas.

“ROBBI YA ROBBI ROBBI ASTAGHFIRUKA WA ATUBUH ILAIH LA KHAULA WALAQUWWATA ILLAH BILLAH”
Kunci ajaib semua ini adalah “TAQWA”. Maha benar Allah dengan firman-firman-Nya.
MENGOPTIMALKAN POTENSI DIRI

Berbicara mengenai potensi diri, tidak terlepas dari kemampuan seseorang meng-explore kemampuannya untuk urusan hajat di dunia dan di akherat, khususnya apa yang menyangkut soal sukses dan kebahagiaan. Apa sebenarnya arti keSUKSESan?
Jawabnya adalah apa yang Anda inginkan? apa impian Anda? Kita harus paham, sukses adalah dinamis, sebuah perjalanan menuju tujuan yg jelas. Gagal adalah statis, tidak bertumbuh karena tidak adanya arah yg jelas. Orang dapat sukses karena mereka memiliki KEBIASAAN SUKSES yaitu kebiasaan efektif yang memberikan hasil optimal, yaitu memiliki impian dan selalu memiliki target.

BAGAIMANA BISA MENJADI ORANG SUKSES?
Rumusnya adalah jika Anda berpikir, merasakan, dan melakukan seperti apa yang orang sukses lakukan. Jadi apa yang harus dilakukan pertama kali? Putuskan Anda ingin menjadi apa? Apa arti sukses menurut Anda? Lantas apakah dgn mengikuti cara tersebut pasti sukses? Defenisikanlah arti sukses dengan jelas dan tuliskan pada sebuah kertas. Inilah kuncinya agar Anda sukses, harus memiliki energi yang luar biasa, bersemangat dan mengalahkan penundaan. Rahasianya adalah ANDA TERMOTIVASI. Pertanyaannya adalah bagaimana cara saya memiliki motivasi? Semua orang memiliki kendala, jika Anda fokus pada kendala Anda, kendala akan bertumbuh semakin besar. Jika Anda fokus pada solusi, solusi yang akan Anda dapatkan. Masalahnya apa yg Anda fokuskan? Kendala atau solusi? Jadi apa yang Anda fokuskan akan Anda dapatkan. Apa yg Anda lihat adalah apa yg Anda rasakan dan apa yg Anda kerjakan adalah apa yg Anda dapatkan. Apapun gambaran yg muncul dan arti yg Anda ciptakan dalam pikiran Anda, belum tentu sama dengan realitasnya.

CARA AJAIB ITU TIDAK PERNAH ADA
kita harus sadar bahwa tidak ada pil ajaib yang dapat menyelesaikan masalah, yang terpenting adalah PERUBAHAN DIRI kita. Karena semua masalah adalah kondisi mental Anda, pikiran Anda, pikiran bawah sadar Anda, semuanya karena SIKAP. Dengan mengerti prioritas kehidupan, Anda akan memiliki semangat, antusias dan motivasi yang membara.
Semua harapan agar sukses secara instan itu hanya membuang waktu, karena merupakan konsep dasar yg salah. Sukses itu adalah sebuah perjalanan, bukan suatu tujuan. Anda perlu mengenal sifat diri Anda sendiri, mengetahui sifat alami anda sebagai manusia. Mengerti akan hal ini, Anda bisa mulai mengendalikan diri Anda dan mengubah nasib. Anda tidak bisa mengubah qodar, seperti Anda dilahirkan dari keluarga mana? Tetapi dengan ikhtiar dan doa, Anda dapat merubah takdir Anda. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kalau kaum tersebut tidak merubah nasibnya sendiri.

MEMILIH NASIB
Allah ta’ala memberikan misi kehidupan dan jalan kehidupan, tetapi bagaimana cara Anda menjalani jalan kehidupan,semua itu adalah terserah Anda. Berbeda dengan mahkluk hidup lainnya, manusia diberikan karunia untuk dapat mempunyai imajinasi, impian dan tujuan hidup. Ini adalah hal yang sangat penting dalam hidup. Sekarang Anda digerakkan oleh impian yang berharga atau Anda terpaksa karena terdesak hebat? Seperti SEEKOR TIKUS YANG TERDESAK, AKAN MELAWAN KUCING.
Ada sebuah pemikiran yang mengatakan bahwa alam ini adalah macrokosmos dan manusia adalah microcosmos, intinya adalah Anda tidak bisa mengendalikan apa yg terjadi di luar diri Anda (makrocosmos) seperti bencana alam, cuaca, ekonomi dunia, bahkan cara sikap orang lain terhadap Anda. Yang bisa merubah Anda adalah diri Anda sendiri.Sikap adalah sebuah kebiasaan. Kebiasaan berasal dari tinda-kan yang berulang-ulang, Dan tindakan adalah pilihan Anda, sebelum menjadi kebiasaan. Artinya Anda bisa membangun kebia-saan yang Anda inginkan.
Pilihlah dan rencanakan tindakan yang efektif dan menguntungkan, Maka Anda akan memiliki sikap yang benar dan positif setiap saat. Anda bisa memilih untuk memiliki sikap yang buruk atau baik. Semua terserah Anda. ADA AKIBAT DARI SETIAP PILIHAN.
Jika gagal adalah akibat dari kebiasaan buruk, Maka berhasil adalah akibat kebiasaan baik. Anda adalah tuan dari nasib Anda, mana yang Anda pilih?
Gagal atau sukses semua terserah Anda..... bedanya hanya di kata-kata....

Lima hal yang sangat mempengaruhi jalan kehidupan Anda:
1. PRIBADI SEJATI
Sebenarnya Anda ini seperti sebuah patung emas murni yang tertutup lumpur, namun Anda masih belum tau cara menghilangkan lumpur tersebut. Kita lebih banyak menyerah kepada keadaan atau malah sebaliknya menjadi pemberontak karena merasa diri kurang mendapat PENERIMAAN.
2. PENERIMAAN
Anda ingin bisa diterima apa adanya, ingin menjadi diri sendiri karena dgn seperti ini Anda bisa bertumbuh maksimal dan berguna untuk banyak orang. Namun yang Anda hadapi sejak kecil adalah untuk diterima sebagai warga tertentu harus melakukan tindakan tertentu, sayangnya Anda tidak cukup diberi pengertian mengenai hal yg mendasari bahwa tindakan tindakan itu harus dilakukan. Sejak saat itu Anda tidak pernah menjadi diri sendiri lagi dan berusaha menjadi orang yg diharapkan dan Anda mulai tergila-gila dgn PENGAKUAN.
3. PENGAKUAN
Anda merasa perlu diakui untuk bisa aman, sehingga Anda selalu mengejar rasa keamanan, sehingga tanpa sadar Anda menjadi orang yg tidak suka dgn perubahan, karena beresiko artinya tidak aman. Padahal untuk bisa berkembang kita perlu meninggalkan tempat atau area nyaman. Padahal dunia ini sangat cepat mengalami perubahan, kita ingin perubahan yang lebih baik tetapi kita masih takut karena merasa untuk melangkah masih gelap takut resiko yg buruk, justru Anda malah mengejar PENGHARGAAN.
4. PENGHARGAAN.
Ternyata sejumlah keberhasilan, penghargaan, uang tidak menjadikan kebahagiaan dan kepuasan. Banyak mereka justru depresi dan bahkan ada yang bunuh diri. Tidak ada yg salah dengan kesuksesan, prestasi, dan ambisi, yang salah adalah apa yang mendasari mengapa Anda ingin berprestasi atau sukses. Anda tidak menjadi diri sendiri dan mereka ingin menjadi sukses seperti yang diharapkan orang lain. Anda sudah mengambil motivasi yang salah yaitu ingin membuktikan atau ingin mengalahkan orang lain. Hanya dengan menjadi dirinya sendiri dan mengasah keunikannya, seseorang akan puas dan tidak haus lagi untuk selamanya. Anda akan memancarkan mata air kehidupan dan bisa menjadi PEMBERI.
5. PEMBERI.
Anda ingin menjadi seperti apa kata orang, sehingga keinginan untuk memberi menjadi suatu alat untuk menjadikan diri Anda berharga, Anda sdh melupakan “Jika memberi jangan sampai di ketahui tangan kiri”. Dengan Anda memiliki gambaran diri yg benar, Anda akan memiliki sikap hati yang MELAYANI yang menyerap kasih sayang yang berlimpah, dan selalu memiliki hati yang penuh rasa SYUKUR. Sehingga Anda menjadi seperti MATA AIR, setiap tindakan, pikiran, dan perkataan Anda menyegarkan dan mebuat orang lain TUMBUH. Anda menguasai rahasia kehidupan yg menciptakan keajaiban yang diketahui semua orang yg mencapai kebahagiaan dan sukses sejati yaitu: “HIDUP ADALAH MEMBERI BUKAN MENGAMBIL” Mengapa kehidupan begitu sulit untuk kebanyakan orang, sehingga hampir 90% orang menjadi rata-rata saja, bahkan di bawahnya? Karena kebanyakan orang memiliki sikap hati yang salah:
Iri hati,
sombong,
dengki,
marah,
membandingkan dgn orang lain,
menguasai,
mengalahkan,
dendam.
Kalau Anda tidak suka dengan kesuksesan, Anda tidak akan pernah mendapatkan kesuksesan tsb. Karena secara bawah sadar,Anda memberikan perintah untuk melakukan apa saja secara OTOMATIS untuk membuat Anda gagal. Kehidupan, menjual, bisnis atau pekerjaan menjadi sangat ringan dan menyenangkan saat Anda berpikir memberikan:
Manfaat yg banyak,
Cara mendapatkan sukses yg cepat,
Solusi untuk persoalannya,
Keuntungan,
Kemudahan,
Kemakmuran,
Kebahagiaan.
Anehnya, kalau Anda fokus untuk mendapat uang, uang malah sulit didapat. Namun jika Anda fokusnya memberi, uang berdatangan dari segala penjuru. Saat Anda memiliki mental positif dan sikap ingin memberi, kekuatan Anda yang lain akan bangkit, yaitu: IMAJINASI KREATIF yang merupakan SUMBER SEGALA PENCIPTAAN. Diri Sejati Anda ini adalah ibarat Emas Murni yang sangat berharga, yang masih tertutup lumpur yang semakin lama semakin mengeras. Karena Anda terlalu meremehkan diri Anda sendiri. Anda lebih mempercayai orang lain yg mengatakan bahwa Anda lemah, bodoh, ceroboh, dsb. Sehingga alam bawah sadar Anda merekam dan mengaplikansikan, kalau Anda memang bodoh. Tidak ada yang perlu ditambahkan pada diri Anda, yang diperlukan adalah hanya mengurangi, membuang lumpur yg sudah mengeras untuk mengeluarkan cahaya emas dalam diri Anda, Emas inilah impian dalam diri Anda, keunikan Anda. Potensi yang tidak ternilai harganya. Jadi, mulai sekarang Anda perlu membersihkan lumpur yang menutupi diri Anda dan membebaskan potensi hebat Anda. Darimana Anda harus memulai? Bagaimana caranya? Inilah cara membangkitkan kekuatan yang sangat dahsyat, yang bisa langsung men-double atau tripel kemampuan dan hasil Anda, Yang bisa mengubah seluruh kehidupan Anda, yaitu kemampuan mensinergi atau mengkolaborasi otak Anda. Kesimpulannya kekuatan sejati ada di dalam diri Anda dan kunci pembuka potensi Anda adalah dgn mengetahui cara kerja OTAK Anda.
KEKUATAN OTAK
Dengan memahami posisi gelombang otak, kita bisa mengatur mood sehingga selalu merasa bahagia, juga sukses dengan setiap hal yang kita lakukan. Apalagi tuntutan kehidupan modern membuat pikiran orang terfokus untuk bekerja keras demi tuntutan materi dan kehidupan yang konsumtif meskipun terpaksa mengurangi waktu tidur dan istirahat. Padahal saat tidur manusia seharusnya merasakan ke-empat frekuensi. Dari frekuensi beta di mana kita dalam kesadaran penuh, gelombang otak turun ke alpha ketika kedua mata tertutup, lalu masuk ke theta, dan akhirnya ke delta saat kita tertidur pulas tanpa mimpi. Karena waktu tidur kurang, maka kita cenderung kurang mengalami kondisi alpha-theta, akibatnya kita makin mudah stres.
Alfa-Theta, membuat tenang, bahagia dan kreatif. Kemampuan untuk secara temporer mengubah kesadaran diri satu frekuensi ke frekuensi yang lain adalah keterampilan yang sangat penting, karena efeknya akan membantu menyeimbangkan otak,hati, dan jiwa. Keterampilan itu membuat seseorang menjadi pandai membaca situasi dan pandai menempatkan diri dalam suasana apapun sehingga seolah-olah selalu berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Tentunya hal itu sangat penting untuk mendaki tangga kesuksesan dan mencapai kebahagiaan.
Ketika masalah berdatangan dan mulai merasa stres, itulah saat yang tepat untuk mulai rileks, menurunkan vibrasi otak dan memasuki frekuensi alpha-theta. Begitu juga ketika pekerjaan kita membutuhkan pikiran-pikiran kreatif. Memasuki kedua frekuensi itu akan membantu memunculkan inspirasi yang kita butuhkan.Menarik lagi, kedua frekuensi tersebut juga merupakan pintu gerbang menuju pikiran bawah sadar yang dibutuhkan untuk melakukan self hypnosis, mendapatkan intuisi dan melakukan pe-nyembuhan. Masalahnya bagaimana caranya memasuki frekuensi alpha-theta dengan cepat? Sebenarnya usaha untuk memasuki level alpha-theta secara sadar telah dilakukan orang sejak lama, yaitu dengan kebiasaan berdzikir yang membuat doa makin khusyuk, latihan-latihan meditasi, yoga, atau taichi. Tetapi cara tsb dirasa lama dan menguras waktu. Sehingga ditemukan cara cepat yaitu dengan melakukan entertainment. Yaitu istilah yang digunakan untuk melatih belahan otak kiri dan otak kanan agar mau bekerja sama dengan baik. Otak dengan tingkat kerjasama yang tinggi, umumnya akan membuat orang melihat kehidupan dengan lebih objektif, tanpa ketakutan dan kecemasan.
Pemahaman yang beredar dalam khasanah sufistik, tasawuf atau mistik Islam bahwa perjalanan spiritual itu dimulai dari menjalankan syariat, memasuki jalan suluk tarekat dengan berdzikir, kemudian berolah pikir di aras hakekat, hingga berujung pada mengenal Tuhan setelah bermakrifat/ bertemu dengan-Nya.
Mohon maaf bila pemahaman tersebut perlu didekonstruksi dan didiskusikan ulang. Sebab keyakinan kita atas hal itu bisa jadi salah.
Menurut saya, proses bahwa perjalanan spiritual itu justeru tidak dimulai dari syari’at, tarekat, hakikat, hingga ma’rifat. Namun lihatlah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, teladan umat muslim justeru yang terjadi adalah kebalikannya:
Perjalanan spiritual justeru dimulai dari MA’RIFAT, TAREKAT, HAKIKAT dan akhirnya sampai pada SYARIAT.
MAKRIFAT adalah bertemu dan mencairnya kebenaran yang hakiki: yang disimbolkan saat Muhammad SAW bertemu Jibril, HAKIKAT saat dia mencoba untuk merenungkan berbagai perintah untuk IQRA, TAREKAT saat Muhammad SAW berjuang untuk menegakkan jalanNya dan SYARIAT adalah saat Muhammad SAW mendapat perintah untuk sholat saat Isra Mikraj yang merupakan puncak pendakian tertinggi yang harus dilaksanakan oleh umat muslim.
Itulah sebabnya, SYARIAT SHOLAT ADALAH PUNCAK PENDAKIAN SPIRITUAL yang terkadang justeru dilalaikan oleh kaum sufi dan para ahli spiritual. Padahal, Nabi MUHAMMAD SAW memberi tuntunan tidak seperti itu.
SHOLAT adalah komunikasi tertinggi serta pertemuan antara TUHAN dan MANUSIA. Sholat juga merupakan PERTEMUAN TITIK MODULASI DIMENSI YANG LAHIR DAN BATIN ANTARA TUHAN YANG MAHA LAHIR DAN MAHA BATIN dengan manusia yang merupakan makhluk satu-satunya yang memiliki SDM untuk mempertemukan titik temu dari dua dimensi tersebut dalam dirinya.
TITIK TEMU itu terletak pada KESADARAN. NAH, Bagaimana penjelasan tentang PERJUMPAAN TUHAN dengan MANUSIA? KITA sholat dengan khusyuk. CARI TITIK PALING HENING dan NIKMATILAH WAJAH TUHAN DAN BERMESRAANLAH DENGAN DIA, YANG MAHA TERKASIH.
MA’RIFAT, HAKIKAT, TAREKAT DIAKSES dengan alat epistemologis PANCAINDERA AKAL-RASA-BUDI dan akhirnya PENDAKIAN SPIRITUAL sampai pada SYARIAT, yaitu DIAKSES DENGAN SEMUA ALAT EPISTEMOLOGIS MANUSIA: PANCAINDERA, AKAL, RASA, BUDI dan ini yang special yaitu HIDAYAH WAHYU untuk kemudian dimanifestasikan dalam PERILAKU…
Itu sebabnya, bila Sholatnya bagus maka PERILAKU PASTI BAIK, SEHINGGA DARI PERILAKULAH KITA BISA MENAKAR APAKAH SESEORANG ITU SUDAH BERMANUNGGAL DENGAN TUHAN. PERILAKU adalah ibadah yang menjadi SYAHADAT manusia yang sudah mencapai taraf INSAN KAMIL, yaitu bermanunggalnya makrokosmos dengan mikrokosmos
KANDUNGAN ASMA’ SIRR
Ini adalah tentang ajaran sadar ma’rifat. Sirrullah (rahasia Allah). Siapa Allah? Yang tahu hanya DIA sendiri.Allah Maha Batin (ghaib), Maha Halus (Lathiifu), Tidak dapat dicapai dengan pengelihatan mata. Namun nurani manusia dpt merasakan kehadirannya Kehadiran kasih saying-NYA, kehadiran keagungan-NYA. Untuk mengenal Allah harus menempuh jalan ma’rifat (ma’rifatullah). Apa ma’rifa-tullah itu? Ma’rifatullah sulit didefinisikan, Begitu luas cakupan yang harus diraih, Begitu banyak unsur-unsur yang harus dipilih, Begitu beragam penger-tian yang tumpang tindih, Secara sederhana ma’rifatullah dapat diartikan: “mengenal Allah”.Para muhaqqiqin (orang-orang yang mendalami ilmu hakekat) mengartikannya sebagai : “Ketetapan hati mempercayai Dzat yang wajib wujud (Allah) yang memiliki segala kesempurnaan”.Ma’rifatullah atau “mengenal Allah” wajib hukumnya bagi setiap mukmin, Setiap insan harus mengenal Allah, mengenal Penciptanya, Sumber dan muara dari segala sesuatu yang ada, Sumber dan muara terjadi-nya alam semesta. Pada hakekatnya tiada yang mengenal Allah kecuali hanya Allah sendiri. Barang siapa yang mengenal Allah, sesungguhnya itu merupakan rahmat yang dilimpahkan Allah kepada dirinya.
Dalam Asma’ sirr menyimpan 4 jenis ma’rifat:
Pertama, ma’rifatudz-dzat (mengenal dzat Allah – Dzatullahi).Ini bagian yang tidak tercapai oleh insan, Bagian khusus yang merupakan hak Tuhan. Pikir manusia tidak mungkin mencapainya. Akal manusia tidak mungkin menggapainya. Nabi Muhammad saw bersabda:
Berpikirlah kalian tentang makhluk Allah, jangan sekali-kali
berpikir tentang dzat Allah, karena sungguh kamu tidak akan
mampu memenuhi kadarnya
Asma’nya: “ALLAH
Kedua, ma’rifatus-sifat (mengenal sifat-sifat Allah – Sifatullahi). Dengan mendalami makna Asmaul husnah, Insan menjadi mengenal sifat-sifat Allah. Mengenal sifat-sifat kesempurnaan Allah. Insan hendaknya berakhlak dengan sifat keutamaan-NYA.Tentu saja dalam batas kemampuan kemanusia-annya. Asma’nya:
Al-Ahad, Allah Maha Tunggal (Esa)
Al-Awwalu, Maha Awal tanpa permulaan
Al-Akhiru, Maha Akhir tanpa pungkasan,
Al-Hayyu, Maha hidup
Al-Jabbar, Maha Perkasa
Ar-Rahman, Maha Pengasih
Al-Wadud, Maha Mencintai hamba-Nya
Ketiga, ma’rifatul-wujud (mengenal wujud Allah–Wujudullahi).
Allah itu wujud (ada). Namun wujud Allah itu tidak mungkin terjangkau oleh otak manusia. Tidak mungkin terbayangkan khayal manusia “laisa kamitslihi syaitu” firman Allah; “(Allah) tidak serupa dengan apapun juga”. Apapun yang bisa dibayangkan sebagai Allah, maka itu bukan Allah, (Maha Besar Allah). Apapun yang bisa dilukiskan sebagai Allah pasti itu bukan Allah, (Maha Suci Allah). Siti Aisyah ra, istri Rasul, berkata: “man khaddatsaka anna Muhammadan saw, ro-a rabbahu fa
qad kadzaba” “barangsiapa menceritakan kepadamu bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya (pada waktu mi’raj) maka dustalah ia”. Bersabda Rasulullah Muhammad Saw: “wa qad ro’aitu nuron,anna anahu”, Artinya “dan sungguh saya melihat cahaya, bagaimana mungkin saya melihat-Nya (Tuhan)”. “subha-naka, ma’arafnaka haqqa ma’rifataka”, “Maha Suci Tuhan, tidaklah kami dapat mengenal-MU dengan pengenalan yang setepat-tepatnya”.
Asma’nya:
Al-Bathin, Maha Ghaib
Al-Lathiifu, Maha Lembut/halus
Az-Zhahir, Maha Nyata
Keempat, ma’rifatul-af’al (mengenal karya-karya Allah–Af’alullahi),Melalui Asma-ul Husna, Allah memanifestasikan karyakarya-NYA. Menampakkan af’alnya yang maha hebat, tergelar dipermukaan seluruh jagad raya tersusun rapi dalam organ tubuh manusia. Jagad besar (makrokosmos), jagad kecil (mikrokosmos) Karya tercanggih yang tak ada bandingannya, suatu bukti kebesaran Allah tiada taranya bagi yang bisa membaca rahasia alam semesta, kebesaran Allah nampak jelas, nampak nyata.
Asma’nya:
Al-Khalik, Maha Pencipta
Al-Muhyi, Maha Menghidupkan
Al-Mumit, Maha Mematikan
Al-Jami’, Maha Mengumpulkan
An-Nur, Sang Pemilik Cahaya
Al-Ghaniyyu, Maha Kaya
Esensi ma’rifatullah adalah kesadaran, kesadaran yang dibimbing hidayah Tuhan. Kesadaran insan sebagai makhluk hamba Allah, mengharuskan diri berupaya mengenal Allah. Karena kesadaran menentukan eksistensi manusia, tanpa kesadaran
orang hidup tak akan sempurna. Kesadaran ma’rifatullah antara lain:
1. Adalah Kesadaran akan eksistensi Allah, Bahwa tiada
Tuhan yang wajib disembah selain Allah. “LAA ILAAHAILLAALLAHU
2. Kedua adalah kesadaran posisi insan dihadapan Allah.
3. Ketiga kesadaran akan kewajiban insan.
4. Keempat kesadaran sikap batin insan.
Tanpa kesadaran ma’rifat, hidup manusia niscaya hampa.
Tanpa kesadaran ma’rifat, ibadahnya dusta belaka.
Mengkaji ma’rifat harus ekstra hati-hati, Jangan sampai terperosok kesalahan definisi. Agar benar, lurus, sesuai ajaran ilahi Maka harus berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Nabi. Karena Nabi Muhammad saw adalah utusan ilahi; “MUHAMMADUR RASULULLAH”.Bila kesadaran sudah membuka pintu ma’rifat, Air telaga ma’rifat niscaya mengalir membawa rahmat. Bila kesadaran sudah menempuh jalan ma’rifat, Hidup menjadi lurus menuju Allah As-Somad. Kelak akan disambut di akherat: “SALAAMUN QAWLAM MIRRABBIRRAHIIM, WAMTAAZUL YAWMA AYYUHAL MUJRIMUUN”
“(kepada mereka dikatakan): “Salam sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” Dan (dikatakan kepada orangorang kafir): “Berpisahlah kamu sekalian (dari orang-orang mukmin) pada hari itu, hari orang-orang yang berbuat jahat.” Inilah kandungan Asma’ Sirr yang menyimpan ajaran sadar ma’rifat.“Segala sesuatu yg terjadi di alam semesta ini pada hakikatnya adalah af’al (perbuatan) Allah. Berbagai hal yg dinilai baik maupun buruk pada hakikatnya adalah dari Allah juga. “…Af’al Allah harus dipahami dari dalam dan dari luar diri. Saat manusia menggoreskan pena misalnya, di situ lah terjadi perpaduan dua kemampuan kodrati yg dipancarkan oleh Allah kepada makhluk-NYA, yakni ke-mampuan kodrati gerak pena. Di situlah berlaku dalil “Wa Allahu khalaqakum wa ma ta’malun (Qs.Ash-Shaffat:96)”,yg maknanya Allah yg menciptakan engkau dan segala apa yg engkau perbuat. Di sini terkandung makna mubasyarah. Perbuatan yg terlahir dari itu disebut al-tawallud. Misalnya saya melempar batu. Batu yang terlempar dari tangan saya itu adalah berdasarkan kemampuan kodrati gerak tangan saya. Di situ berlaku dalil “Wa ma ramaita idz ramaita walakinna Allaha rama (Qs.Al-Anfal:17)”, maksudnya
bukanlah engkau yg melempar, melainkan Allah jua yg melempar ketika engkau melempar. Namun pada hakikatnya antara mubasyarah dan al-tawallud hakikatnya satu, yakni af’al Allah sehingga ber-laku dalil la haula wa la quwwata illa bi Allahi
al-‘aliyi al-‘adzimi. Rosulullah bersabda “La tataharraku dzarratun illa bi idzni Allahi”, yg maksudnya tidak akan bergerak satu dzarah pun melainkan atas idzin Allah.”
Eksistensi manusia yg manunggal ini akan nampak lebih jelas peranannya, dimana manusia tidak lain adalah ke-Esa-an dalam af’al Allah. Tentu ke-Esa-an bukan sekedar af’al, sebab af’al digerakkan oleh dzat. Sehingga af’al yg menyatu menunjukkan adanya ke-Esa-an dzat, kemana af’al itu dipancarkan.

RAHASIA KEKUATAN DOA
KESUKSESAN DOA
Permohonan anda harus Spesifik, kata UANG lebih spesifik dibanding kata KAYA. Measurable berarti terukur, dapat dihitung. Anda dapat menghitung 10 juta dollar dengan pasti. Achievable artinya dapat diraih, bukan mimpi / di awang awang. Relevant artinya sesuai dengan kondisi saat anda menulis permohonan itu, bila anda sudah kelebihan uang maka permohonan itu tidak akan berarti, dus artinya tidak relevan. Timely, artinya dapat diukur waktu yang diperlukan. Kata "tiga bulan" lebih terukur daripada kata "secepatnya".Banyak orang merasa doanya tidak/belum terkabulkan. Tetapi banyak pula yang merasa bahwa Tuhan telah mengabulkan doa-doa tetapi dalam kadar yang masih minim, masih jauh dari target yang diharapkan. Itu hanya kata perasaan, belum tentu akurat melihat kenyataan sesunggunya. Memang sulit sekali mengukur prosentase antara doa yang dikabulkan dengan yang tidak dikabulkan. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut
1. Kita sering tidak mencermati, bahkan lupa, bahwa anugrah yang kita rasakan hari ini, minggu ini, bulan ini, adalah merupakan “jawaban” Tuhan atas doa yang kita panjatkan sepuluh atau dua puluh Tahun yang lalu. Apabila sempat terlintas fikiran atau kesadaran seperti itu, pun kita masih meragu-kan kebenarannya. Karena keragu-raguan yang ada di hati kita, akan memunculah asumsi bahwa hanya sedikit doa ku yang dikabulkan Tuhan.
2. Doa yang kita mohon pada Tuhan Yang Mahatunggal tentu menurut ukuran kita adalah baik dan ideal, akan tetapi apa yang baik dan ideal menurut kita, belum tentu baik dalam perspektif Tuhan. Tanpa kita sadari bisa saja Tuhan mengganti permohonan dan harapan kita dalam bentuk yang lainnya, tentu saja yang paling baik untuk kita. Tuhan Sang Pengelola Waktu, mungkin akan mengabulkan doa kita pada waktu yang tepat pula.Ketidaktahuan dan ketidaksadaran kita akan bahasa dan kehendak Tuhan (rumus/kodrat alam), membuat kita menyimpulkan bahwa doa ku tidak dikabulkan Tuhan.

3. Prinsip kebaikan meliputi dua sifat atau dimensi, universal dan spesifik. Kebaikan universal, akan berlaku untuk semua orang atau makhluk. Kebaikan misalnya keselamatan, kesehatan, kebahagiaan, dan ketentraman hidup.
Sebaliknya, kebaikan yang bersifat spesifik artinya, baik bagi orang lain, belum tentu baik untuk diri kita sendiri.Atau, baik untuk diri kita belum tentu baik untuk orang lain.Kebaikan spesifik meliputi pula dimensi waktu, misalnya tidak baik untuk saat ini, tetapi baik untuk masa yang akan datang.
Memang sulit sekali untuk memastikan semua itu. Tetapi paling tidak dalam berdoa, kemungkinan-kemungkinan yang bersifat positif tersebut perlu kita sadari dan terapkan dalam benak. Kita butuh kearifan sikap, kecermatan batin, kesabaran, dan ketabahan dalam berdoa. Jika tidak kita sadari kemungkinankemungkinan itu, pada gilirannya akan memunculkan karakter buruk dalam berdoa, yakni; sok tahu. Misalnya berdoa mohon berjodoh dengan si A, mohon diberi rejeki banyak, berdoa supaya rumah yang ditaksirnya dapat jatuh ke tangan-nya.Jujur saja, kita belum tentu benar dalam memilih doa dan berharap-harap akan sesuatu. Kebaikan spesifik yang kita harapkan belum tentu menjadi berkah buat kita. Maka kehendak Tuhan untuk melindungi dan menyelamatkan kita, justru dengan cara tidak mengabulkan doa kita. Akan tetapi, kita sering tidak mengerti bahasa Tuhan, lantas berburuk sangka, dan tergesa menyimpulkan bahwa doaku tidak dikabul-kan Tuhan. Tidak gampang memahami apa “kehendak” Tuhan. Diperlukan kearifan sikap dan ketajaman batin untuk memahaminya. Jangan pesimis dulu, sebab siapapun yang mau mengasah ketajaman batin, ia akan memahami apa dan bagaimana “bahasa” Tuhan.

HAKEKAT DIBALIK KEKUATAN DOA
Agar doa menjadi mustajab (tijab/makbul/kuat) dapat kita lakukan suatu kiat tertentu. Penting untuk memahami bahwa doa sesungguhnya bukan saja sekedar permohonan (verbal). Lebih dari itu, doa adalah usaha yang nyata tetepi rumus/kodrat/hukum Tuhan sebagaimana tanda-tandanya tampak pula pada gejala kosmos. Permohonan kepada Tuhan dapat ditempuh dengan lisan. Tetapi PALING PENTING adalah doa butuh penggabungan antara dimensi batiniah dan lahiriah (laten dan manifesto) metafisik dan fisik. Doa akan menjadi mustajab dan kuat bilamana doa kita berada pada aras hukum atau kodrat Tuhan;
1. Dalam berdoa seyogyanya menggabungkan 4 unsur dalam diri kita; meliputi; HATI, PIKIRAN, UCAPAN, TINDAKAN. Dikatakan bahwa Tuhan berjanji akan mengabulkan setiap doa makhlukNya? tetapi mengapa orang sering merasa ada saja doa yang tidak terkabul ? Kita tidak perlu berprasangka buruk kepada Tuhan.Bila terjadi kegagalan dalam mewujudkan harapan, berarti ada yang salah dengan diri kita sendiri. Misalnya kita berdoa mohon kesehatan. Hati kita berniat agar jasmani-rohani selalu sehat. Doa juga diikrarkan terucap melalui lisan kita.Pikiran kita juga sudah memikirkan bagaimana caranya hidup yang sehat. Tetapi tindakan kita tidak sinkron, justru makan jerohan, makanan berkolesterol, dan makan secara berlebihan.Hal ini merupakan contoh doa yang tidak kompak dan tidak konsisten. Doa yang kuat dan mustajab harus konsisten dan kompak melibatkan empat unsur di atas. Yakni antara hati (niat), ucapan (statment), pikiran (planning), dan tindakan (action) jangan sampai terjadi kontradiktori. Sebab kekuatan doa yang paling ideal adalah doa yang diikuti dengan PERBUATAN (usaha) secara konkrit.
2. Untuk hasil akhir, pasrahkan semuanya kepada “kehendak” Tuhan, tetapi ingat usaha mewujudkan doa merupakan tugas manusia. Berdoa harus dilakukan dengan kesadaran yang penuh,bahwa manusia bertugas mengoptimalkan prosedur dan usaha,soal hasil atau targetnya sesuai harapan atau tidak, biarkan itu menjadi kebijaksanaan dan kewenangan Tuhan. Dengan kata lain, tugas kita adalah berusaha maksimal, keputusan terakhir tetap ada di tangan Tuhan. Saat ini orang sering keliru mengkonsep doa. Asal sudah berdoa, lalu semuanya dipasrahkan kepada Tuhan. Bahkan cenderung berdoa hanya sebatas lisan saja. Selanjutnya doa dan harapan secara mutlak dipasrahkan pada Tuhan. Hal ini merupakan kesalahan besar dalam memahami doa karena terjebak oleh sikap fatalistis. Sikap fatalis menyebabkan kemalasan, perilaku tidak masuk akal dan mudah putus asa. Ujung-ujungnya Tuhan akan dikambing hitamkan, dengan menganggap bahwa kegagalan doanya memang sudah menjadi NASIB yang digariskan Tuhan. Lebih salah kaprah, bilamana dengan gegabah menganggap kegagalannya sebagai bentuk cobaan dari Tuhan (bagi orang yang beriman). Sebab kepasrahan itu artinya pasrah akan penentuan kualitas dan kuantitas hasil akhir. Yang namanya ikhtiar atau usaha tetap menjadi tugas dan tanggungjawab manusia.
3. Berdoa jangan menuruti harapan dan keinginan diri sendiri, sebaliknya berdoa itu pada dasarnya menetapkan perilaku dan perbuatan kita ke dalam rumus (kodrat) Tuhan.Kesulitannya adalah mengetahui apakah doa atau harapan kita itu baik atau tidak untuk kita. Misalnya walaupun kita menganggap doa yang kita pintakan adalah baik. Namun kenyataannya kita juga tidak tahu persis, apakah kelak permintaan kita jika terlaksana akan membawa kebaikan atau sebaliknya membuat kita celaka.
4. Berdoa secara spesifik dan detil dapat mengandung resiko.Misalnya doa agar supaya tender proyek jatuh ke tangan kita,atau berdoa agar kita terpilih menjadi Apa. Padahal jika kita bener-bener menjadi Apa tahun ini, di dalam struktur pemerintahan terdapat orang-orang berbahaya yang akan “menjebak” kita melakukan korupsi. Apa jadinya jika permohonan kita terwujud. Maka dalam berdoa sebaiknya menurut kehendak Tuhan, atau dalam terminologi Jawa “berdoa sesuai kodrat alam” atau hukum alamiah. Caranya, di dalam doa hanya memohon yang terbaik untuk diri kita. Sebagai contoh; ya Tuhan, andai saja proyek itu memberi kebaikan kepada diriku, keluargaku, dan orang-orang disekitarku, maka perkenankan proyek itu kepadaku, namun apabila tidak membawa berkah untukku, jauhkanlah. Dengan berdoa seperti itu, kita serahkan jalan cerita kehidupan ini kepada Gusti Allah, Tuhan Yang Maha Bijaksana.
5. Doa yang ideal dan etis adalah doa yang tidak menyetir/mendikte Tuhan, doa yang tidak menuruti kemauan diri sendiri, doa yang pasrah kepada Sang Maha Pengatur. Niscaya Tuhan akan meletakkan diri kita pada rumus dan kodrat yang terbaik…untuk masing-masing orang ! Sayangnya, kita sering lupa bahwa doa kita adalah doa sok tahu, pasti baik buat kita, dan doa yang telah menyetir atau mendikte kehendak Tuhan. Dengan pola berdoa seperti ini, doa hanya akan menjadi nafsu belaka, yakni nuruti rahsaning karep.

DOA MERUPAKAN PROYEKSI PERBUATAN KITA, AMAL KEBAIKAN KITA PADA SESAMA MENJADI DOA TAK TERUCAP YANG MUSTAJAB
Kalimat sederhana ini merupakan kata kunci memahami misteri kekuatan doa;
DOA ADALAH SEUMPAMA CERMIN !!
Doa kita akan terkabul atau tidak tergantung dari amal kebaikan yang pernah kita lakukan terhadap sesama. Dengan kata lain terkabul atau gagalnya doa-doa kita merupakan cerminan akan amal kebaikan yang pernah kita lakukan pada orang lain.Jika kita secara sadar atau tidak sering mencelakai orang lain maka doa mohon keselamatan akan sia-sia. Sebaliknya, orang yang selalu menolong dan membantu sesama, kebaikannya sudah menjadi “doa” sepanjang waktu, hidupnya selalu mendapat kemudahan dan mendapat keselamatan. Kita gemar dan ikhlas mendermakan harta kita untuk membantu orang-orang yang memang tepat untuk dibantu. Selanjutnya cermati apa yang akan terjadi pada diri kita, rejeki seperti tidak ada habisnya! Semakin banyak beramal, akan semakin banyak pula rejeki kita. Bahkan sebelum kita mengucap doa, Tuhan sudah memenuhi apa-apa yang kita harapkan. Itulah pertanda, bahwa perbuatan dan amal kebaikan kita pada sesama, akan menjadi doa yang tak terucap,tetapi sungguh yang mustajab. Ibarat sakti tanpa kesaktian.Kita berbuat baik pada orang lain, sesungguhnya perbuatan itu seperti doa untuk kita sendiri.
Dalam tradisi spiritual terdapat suatu rumus misalnya :
1. Siapa gemar membantu dan menolong orang lain, maka ia akan selalu mendapatkan kemudahan.
2. Siapa yang memiliki sikap welas asih pada sesama, maka ia akan disayang sesama pula.
3. Siapa suka mencelakai sesama, maka hidupnya akan celaka.
4. Siapa suka meremehkan sesama maka ia akan diremehkan banyak orang.
5. Siapa gemar mencaci dan mengolok orang lain, maka ia akan menjadi orang hina.
6. Siapa yang gemar menyalahkan orang lain, sesungguhnya ialah orang lemah.
7. Siapa menanam “pohon” kebaikan maka ia akan menuai buah kebaikan itu.
Semua itu merupakan contoh kecil, bahwa perbuatan yang kita lakukan merupakan doa untuk kita sendiri. Doa ibarat cermin, yang akan menampakkan gambaran asli atas apa yang kita lakukan. Sering kita saksikan orang-orang yang memiliki kekuatan dalam berdoa, dan kekuatan itu terletak pada konsistensi dalam perbuatannya. Selain itu, kekuatan doa ada pada ketulusan kita sendiri. Sekali lagi ketulusan ini berkaitan erat dengan sikap netral dalam doa, artinya kita tidak menyetir atau mendikte Tuhan. Berikut ini merupakan “rumus” agar supaya kita lebih cermat dalam mengevaluasi diri kita sendiri;
1. Jangan pernah berharap-harap kita menerima (anugrah), apabila kita enggan dalam memberi.
2. Jangan pernah berharap-harap akan selamat, apabila kita sering membuat orang lain celaka.
3. Jangan pernah berharap-harap mendapat limpahan harta, apabila kita kurang peduli terhadap sesama.
4. Jangan pernah berharap-harap mendapat keuntungan besar, apabila kita selalu menghitung untung rugi dalam bersedekah.
5. Jangan pernah berharap-harap meraih hidup mulia, apabila kita gemar menghina sesama.

MEMBANGUN KESADARAN RASA SEJATI
Alur penalaran logis menganggap bahwa awal dari ke-ada-an segala sesuatu adalah ketiadaan. Kata filsuf ke-tiada-an itu ada yang tiada. Kalimat tersebut sebagai premis mayor mengawali isi fikiran para filsuf kuno sebagai tahap awal
prestasi kesadaran akal-budinya dalam memahami hukum alam yang universal ini.
Namun benarkah demikian ke-ada-an yang sesungguhnya? Atau jangan-jangan hakekat ketiadaan adalah hanya semata karena ketidaksadaran manusia saja ? Saya pribadi enggan meletakkan justifikasi pada ke-tiada-an. Sebaliknya lebih senang memilih hipotesis kedua yakni bukan ke-tiada-an lah sesungguhnya yang ada, namun ketidaksadaran manusia. Dengan asumsi bahwa sulitnya mengetahui rumus kebenaran sejati yang tersimpan rapat dalam relung jagad raya bagaikan sulitnya menelusuri alam kegaiban, yang membutuhkan pengera-han indera batin (ke-enam). Lebih sulit lagi karena kebanyakan manusia gagal mereduksi hegemoni panca indera (jasad). Jika demikian halnya manusia layak mengibarkan “bendera putih” sebagai sikap menyerah atas segala keterbatasan kemampuannya. Lantas kesadaran semu dengan buru-buru mengambil keputu-san meyakinkan sbb; adalah tabu mengutak-atik ranah gaib, karena ia hanya membutuhkan keyaki-nan saja. Dalam kesadaran “semu” ini menjadi sangat bermanfaat kita mengumpulkan pengalaman dan pengetahuan orang perorang yang beragam agar menjadi satu kesatuan ilmu untuk menggugah kesadaran manusia. Dibutuhkan sikap membuka diri agar kesadaran semakin mening-kat. Pada tataran kesadaran tertentu seseorang akan sampai pada pemahaman bahwa : “kebenaran sejati ibarat cermin yang pecah berantakan, sedangkan kesadaran akal budi, kepercayaan,ajaran, sistem religi, kebudayaan, tradisi merupakan satu diantara serpihan cermin itu”.

KESADARAN; ALAT UNTUK MEMBUKA RAHASIA RUMUS TUHAN
Adalah menjadi tugas umat manusia untuk membuka tabir rahasia kehidupan. Baik dimen-si fisik (wadag), maupun dimensi metafisik berupa misteri alam kegaiban. Semakin banyak kita mengungkap hukum-hukum alam, kodrat alam atau kodrat Tuhan, maka akan semakin banyak ter-ungkap misteri kehidupan ini. Sedangkan saat ini, prestasi manusia seluruh dunia mengungkap rahasia kehidupan mungkin belum lah genap 0,0000000001 % dari keseluruhan rahasia yang ada. Terlebih lagi rahasia eksistensi alam gaib.
Kebenaran rasio seumpama membayangkan laut. Kebenaran empiris melihat permukaan air laut. Kebenaran intuitif ibarat menyelam di bawah permukaan air laut. Tugas penjelajahan ke kedalaman dasar laut bukan lah tugas akal-budi, namun menjadi tugasnya sukma sejati yang dibimbing oleh rasa sejati.
Intuisi telah menyediakan pengenalan bagi siapapun yang ingin menyelam ke kedalaman laut. Jangan heran bilamana akal-budi disodorkan informasi aneh (asing dan nyleneh) serta-merta bereaksi menepis ..it’s nonsense ! Reaksi yang lazim & naïf hanya karena akal-budi kita lah yang sesungguhnya sangat terbatas kemampuan-nya. Lain halnya dengan kecenderungan perilaku orang-orang post-modernis tampak pada perilaku orang-orang sukses di masa kini. Mereka percaya akan kemampuan intuisi. Malah dengan bangga memproklamirkan diri jika kesuksesannya berkat dimilikinya talenta intuisi yang tajam. Dengan kata lain untuk meraih sukses tak cukup hanya berbekal teori-teori ilmu ilmiah serta pengalaman akal-budi (rasionalisme-empirisisme) saja.

KESADARAN ADALAH PROSES YANG DINAMIS
Berawal dari ketidaksadaran lalu berproses menjadi kesadaran tingkat awal yakni kesadaran jasad/ragawi. Dari kesadaran jasad meningkat menjadi kesadaran akal-budi yang diperolehnya setelah manusia mampu menganalisa dan menyimpulkan sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca-indera.Seiring perkem-bangan kedewasaan manusia, kesadaran akal-budi (nalar/rasio) meningkat secara kualitatif dan kuantitatif. Tahap ini seseorang baru disebut orang yang pandai atau kaya ilmu pengetahuan. Kesadaran akal-budi ini bersifat lahiriah atau wadag, jika dikembangkan lebih lanjut akan mencapai kesadaran yang lebih tinggi yakni kesadaran batiniah.

KESADARAN TINGGI ADALAH BERKAH BAGI ALAM SEMESTA
Semakin tinggi kesadaran manusia (high consciuousness)menuntut tanggung jawab yang lebih besar pula. Karena semakin tinggi kesadaran berarti seseorang semakin berkemampuan lebih serta dapat melakukan apa saja. Celakanya, bila kesadaran tinggi jatuh ke dalam penguasaan nafsu negatif. Sehingga manusia bukan melakukan sesuatu yang konstruktif untuk alam semesta (rahmat bagi alam), sebaliknya melakukan perbuatan yang destruktif (laknat kepada alam). Sementara tanggungjawab manusia adalah menjaga harmonisasi alam semesta dengan melakukan sinergi antara jagad kecil (diri) dan jagad besar (alam semesta) dengan kata lain berbuat sesuai dengan rumusrumus (kodrat) Tuhan. Sebagai contoh kita mengakui bahwa Tuhan itu Maha Maha Pengasih maka kita harus welas asih pada sesama.
Jika kita yakin Tuhan Maha Pemurah dan Penolong, maka kita tidak boleh pelit dalam membantu dan menolong sesama.Bila kita percaya Tuhan Maha Besar dan Maha Adil maka kita tak boleh primordial, rasis, hipokrit, etno-sentris, mengejar kepentingan sendiri, kelompok atau golongannya. Jika kita memahami bahwa Tuhan Maha Bijaksana; maka kita tidak boleh mengejar “api” (nar) ke-aku-an, yakni rasa mau menang sendiri, mau bener sendiri, mau meng-ejar butuhnya sendiri,sembari mencari-cari kesalahan orang lain. Demikian seterusnya, sehingga perbuatan kita menjadi berkah untuk lingkungan sekitar, untuk alam semesta dengan segala isinya.Proses berkembang manusia bersifat adi kodrati menuju pada hukum/ rumus alam yang paling dominan yakni PRINSIP KESEIMBANGAN (harmonisasi) alam semesta. Penentangan rumus alam/kodrat Tuhan tersebut adalah sebuah malapetaka besar kehidupan manusia yakni kehancuran peradaban bahkan kehancuran bumi. Dalam terminologi Jawa tanggungjawab atas dicapainya kuali-tas kesadaran manusia tampak dalam pesanpesan arif nan bijaksana untuk meredam nafsu misalnya; ngono yo ngono ning aja ngono (jangan berlebihan atau lepas kendali), ojo dumeh (jangan mentang-mentang), serta menjaga sikap eling dan waspadha.
Memahami KESADARAN tidaklah mudah, karena bekalnya adalah KESADARAN pula. Sebagaimana digambarkan dalam filosofi Jawa dalam bentuk saloka : Nggawa latu adadamar ; …membawa api untuk mencari api”. Hal itu menjadi satu problematika tersendiri (the problem of consciousness) umpama tamsil; ..kalau ingin cari makan untuk mengisi perutmu, syaratnya perutmu harus kenyang dulu.

TAHAP-TAHAP KESADARAN
1. KESADARAN JASAD
Kesadaran jasad adalah kesadaran tingkat dasar atau awal pada manusia. Kesadaran paling dasar ini terjadi pada waktu bayi baru lahir di dunia belum memiliki kesadaran akal budi. Namun melalui pancaindera raganya telah memiliki
sensitifitas merespon rangsang atau stimulus. Misalnya jika tubuh bayi merasakan gerah atau digigit nyamuk reaksi si bayi akan menangis. Reaksi dapat bekerja otomatis karena setiap makhluk hidup dibekali sensor kese-lamatan berupa naluri.Naluri sebagai alat sederhana yang terdapat di tubuh kita yang berfungsi ganda mencipta-kan kesadaran sekaligus pelindung diri. Melalui naluri inilah sekalipun akal-budi belum mampu mengolah kesadaran namun jasad telah lebih dulu mampu merespon rangsangan-rangsangan yang membahayakan dirinya. Menangis adalah salah satu cara menjaga diri (survival) yang paling alamiah dan sederhana bagi manusia.Namun demikian kesadaran jasad berikut ubo rampe naluri ini masih setara dengan kesadaran yang dimiliki binatang.Misalnya sekelompok burung melakukan eksodus karena akan terjadi pergantian musim. Burung tersebut hanya berdasarkan naluri kebinatangannya saja untuk mengetahui kapan musim segera berganti. Atau induk binatang yang menyusui anaknya hingga usia tertentu kemudian indungnya menyapih. Itu semua bukan berasal dari kesadaran akal-budi melainkan berdasarkan kesadaran jasad saja.
Kesadaran naluri tidak diperlukan proses belajar karena naluri akan berkembang secara alamiah dengan sendirinya tanpa perlu pendidikan nalar atau akal-budi. Jika ada sekolah gajah di dalamnya bukanlah proses belajar mengajar yang melibatkan kegiatan analisa akal-budi. Hanya berupa pembiasaan naluri (tanpa analisa) dengan cara menyakiti tubuh (hukuman) dan hadiah/ menyamankan tubuh (stick & carrot). Pembiasaan naluri ini merupakan cara-cara paling maksimal yang sanggup direspon oleh naluri hewani. Pada tingkat kesadaran ini mahluk hidup tidaklah mengenal nilai-nilai baik-buruk, dan nilai spiritual (roh/jiwa). Akan tetapi perilakunya telah mengikuti hukum alam yang paling sederhana, paling penting, namun mudah direspon semua makhluk hidup. Perilaku binatang hanya sekedar mengikuti hukum alam sebagai bentuk harmonisasi dengan alam semesta. Misalnya hukum rimba, siapa yang kuat secara fisik akan memenangkan pertarungan. Semakin kuat binatang, jumlah populasinya semakin sedikit dan tidak mudah berkem-bang biak.Hukum alam tampak pula pada pola hubungan mata rantai makanan. Binatang pemakan akan lebih sedikit jumlahnya daripada binatang yang dimakan. Sehingga bila salah satu mata rantai makanan mengalami kerusakan akibat ulah manusia akan mengganggu sistem keseimbangan alam. Sedangkan bencana alam yang bersifat alamiah (force major) atau di luar kekuatan manusia pada galibnya merupakan hukum alam pula, yakni proses seleksi alam menuju keseimbangan alam (harmonisasi).Pada tahap kesadaran jasad ini tidak ada nilai baik dan buruk. Prinsip kebenaran manakala segala sesuatu berjalan sesuai hukum atau kodrat keseimbangan alam lahir, bukan kebenaran sejati yang ada dalam alam batin. Sekalipun membunuh, binatang tidaklah bersalah, karena ia hanya mempertahankan wilayahnya, atau demi memenuhi kebutuhan perutnya. Setara dengan perbuatan bayi mengencingi jidat presiden bukanlah pelanggaran norma hukum dan norma sosial.Karena kesadaran bayi sepadan dengan kesadaran hewani atau orang hilang ingatan, yakni sebatas kesadaran jasad dan tentunya belum berada dalam koridor konsekuensi norma baik dan buruk. Bayi dan hewan tidak memiliki tanggungjawab sebagai konsekuensi atas kesadaran jasadnya, lain halnya dengan kesadaran akal-budi manusia dewasa. Sudah menjadi kodrat atau rumus alam bahwa semakin tinggi kesadaran makhluk hidup, akan membawa dampak pada tanggungjawab lebih besar pula.

2. KESADARAN AKAL BUDI
Setingkat lebih tinggi dari kesadaran jasad adalah kesadaran akal-budi atau rasio. Kesada-ran akal budi berkaitan erat dengan proses pembelajaran dan sosialisasi (pendidikan). Pada usia ter-tentu seorang bayi akan mulai belajar memanggil ibunya, ayahnya, bisa tersenyum dan minta susu. Hal itu terjadi karena kesadaran jasadnya telah mengalami transformasi pada kesadaran aka-budi. Ditandai kemampuan akal-budinya merespon rangsangan atau stimulus.
Rangsang atau stimulus tak ubahnya data yang akan diproses oleh software akal-budi menggunakan hardware otak. Maka kesadaran akal-budi merupakan kegiatan ilmiah yang melibatkan pengolahan data-data. Pada tahap ini upaya manusia mengungkap tabir misteri hukum alam sudah lebih maju karena menggunakan kemampuan rasio atau akal budinya. Selanjutnya kesadaran akal-budi dibagi menjadi dua yakni kesadaran dengan metode penalaran rasio (rasionalisme) dan pembuktian secara empiris (empirisisme).

3. KESADARAN NALAR
Sejarah filsafat Barat mencatat ada dua aliran pokok dalam lingkup epistemologi. Pertama, idealism atau rasionalism (Plato), suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya peranan akal, idea, category, form, sebagai nara sumber ilmu pengetahuan. Tingkat kesadaran diri akan suatu nilai kebenaran diperoleh melalui kemampuan penalaran rasio saja dalam arti mengandalkan kekuatan logika. Kesadaran akan bertambah secara kuantitas bilamana suatu fenomena yang empiris dapat diterima akal atau memiliki sistematika pemikiran yang logis. Deng-an ketentuan ini fenomena sudah cukup dianggap nilai kebenaran walau terkadang bersifat parsial. Kelemahan kesadaran rasionalisme adalah mensyaratkan kita tidak cukup bekal (nggawa latu) sebagai alat komparasi atau landasan silogismenya. Rasionalisme dalam menjelaskan realitas berdasarkan atas kate-gori-kategori akal saja. Aristoteles sebagai penerus Plato melakukan pendekatan realisme menemukan alat ukur yang disebut organon. Prinsip organon mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada (fenomenon). Namun Organon sebagai metode pengajaran atau penjelasan yang bersifat deskriptif belum mampu melakukan eksplanasi secara mendalam. Pada akhirnya dengan metode tersebut Aristoteles menya-dari tidak mampu bertindak lebih banyak terutama dalam upaya menjelaskan eksistensi di luar diri (being) yang melampaui akal-budi manusia.
Kesadaran akal-budi bertujuan mengungkap sisi kebenaran akan sesuatu hal yang rasional, realis, dan empiris. Namun kebenaran dalam scope kesadaran ini masih bersifat kebenaran koherensi. Yakni kebenaran dapat diketahui jika ada suatu pernyataan atau premis kemudian diikuti oleh premis yang lain yang men-dukungnya. Dari dua premis ini kemudian dapat ditarik kesimpulan (conclusion) sehingga menjadi kebenaran kesimpulan yang sesuai dengan sistematika rasio manusia (logic).

KETERBATASAN KESADARAN AKAL BUDI :
Kesadaran tinggi (high consciuousness) diperlukan untuk mengetahui noumena, berupa realitas hakekat atau essence.Dalam rangka membangun kesadaran tinggi pengetahuan akal budi kemampuannya sangat terbatas karena terdapat berbagai kelemahan mendasar. Paling tidak dapat dikemukakan tiga alasan berikut. Pertama, sebatas pengetahuan kognitif (cognitive science). Kesadaran akal-budi semata-mata sebagai bagian dari fungsi otak yang kemudian berkembang (emerge).
Kesadaran dalam pendekatan ini mengatakan : “…dipandang sebagai berkembanganya jaringan-jaringan yang terintegrasi secara hirarkis. Kesadaran adalah sesuatu yang bertumbuh dari kompleksnya jaringan yang saling terhubung di dalam otak manusia. Kesadaran yang dihasilkan adalah bersifat obyektif atas apa yang bisa dilihat dengan indera atau fenomena.
Kesadaran model ini sering digunakan untuk menjelaskan akan kejadian alam yang di dalamnya mengandung rangkaian hokum sebab-akibat. Namun kita harus menyadari bahwa semua datadata sangat terbatas dengan apa yang dapat ditangkap oleh indera jasad.
Kedua, sebatas penafsiran subyektif. Melalui instrospeksionisme (intro-spectionism). Di dalam pandangan ini kesadaran dipandang sebagai kesada-ran orang pertama yang tertuju pada sesuatu obyek di luarnya. Kesadaran lantas dilakukan dengan cara penafsiran. Penafsiran terhadap realitas didasarkan pada kesadaran langsung yang muncul dari pengalaman sehari-hari dan dialami sendiri dan bukan dari pengamatan obyektif orang ketiga. Kesadaran akal budi pada taraf ini belum mampu menjawab akan energi metafisika yang melampaui fisika.Ketiga, bersifat relative-obyektif. Dalam disiplin sosiologi terdapat pendekatan psikologi sosial. Pendekatan ini melihat kesadaran sebagai sesuatu yang tertanam pada jaringan makna kultural tertentu. Dengan kata lain kesadaran adalah pro-duk dari sistem sosial yang ada di dalam suatu masyarakat. Sebagai contoh misalnya teori marxisme dan generasinya (marxianism: sosialisme, komunisme leninisme dan stalinisme). Kapitalisme, konstruktivisme, dan herme-neutika kultural. Semua pendekatan ini berakar pada satu asumsi bahwa kesada-ran tidaklah terletak melulu di kepala individu melainkan ditentukan oleh kultur sosial-politik-ekonomi masyarakat. Masih dalam perspektif sosiologis system kepercayaan masyarakat (agama, ajaran, sistem nilai,kebiasaan, adat-istiadat, dan tradisi) merupakan bagian dari sistem budaya. Sekalipun dianggap sebagai bentuk kesadaran tinggi (spiritual) namun nilai-nilai religi tidak lepas dari jaringan makna kultural tertentu. Dengan kata lain masih berada dalam lingkup relative-obyektif. Hal ini dapat dilihat dari istilah dan bahasa yang terdapat pada kalimat-kalimat suci, serta ritual-ritual atau kegiatan seremonial keagamaan yang kental dengan sistem budaya tertentu. Termasuk nilainilai sakral dan mistisnya tampak berkaitan dengan legenda dan sejarah nenek-moyang masyarakat tertentu berupa warisan sistem religi primitif animisme dan dinamisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMOGA SELALU MANTAP BOS